Cerita sebelumnya di hari pertama, kedua, ketiga dan keempat.
Hari terakhir yang merupakan day at sea dibuka dengan suami yang semangat menuju lapangan basket dan ikut lomba free throw. Sayang sekali dari 15 peserta, suami menempati peringkat ke-empat. Padahal kalau masuk tiga besar bisa dapat medali tuh, hehehe. Selesai basket, suami mengajak saya untuk segera ke deck tempat di mana FlowRider dilangsungkan. Literally, FlowRider ini benar-benar sama dengan diibaratkan kita sedang ‘menunggang’ air. Ada dua macam gaya surfing yang bisa dicoba saat FlowRider: berdiri (atau menggunakan stand board) dan duduk (dengan boogie board). Perbedaan boogie board dengan stand board (yang biasa dipakai oleh surfer di pantai) adalah berukuran lebih pendek (hanya setengah badan kita) dan lebih lebar (agar bisa dipegang oleh kedua tangan). Diberikan alokasi waktu tertentu untuk kedua gaya, jam 7-11 pagi khusus untuk stand board surfing, kemudian 4 jam berikutnya khusus boogie board surfing, lalu berulang hingga sore harinya. Karena datang mengantri pas pergantian gaya, akhirnya suami saya sempat mencoba kedua gaya tersebut. Tak puas sekali, ia bahkan mencoba sampai 4 kali.
Setelah puas berbasah-basah dan membersihkan diri untuk makan siang, kami menuju ke Windjammer. Makan siang yang cukup cepat karena saya ingin menyaksikan kompetisi World Sexiest Man sementara suami buru-buru ke teater untuk menonton 3D Movie: Mr. Peabody & Sherman. Ternyata kompetisi World Sexiest Man hanya berlangsung 30 menit, menyisakan waktu yang cukup bagi saya untuk ikut ke teater dan menonton film juga walaupun terpisah dari suami. Saya tidak merasa rugi sama sekali terburu-buru mendatangi teater untuk menonton film ini karena ternyata ceritanya menghibur. Lucu dan ringan.
Di hari ini Dani mengalami motion sickness cukup parah. Memang hari itu kapal bergoyang kencang sekali, tidak seperti biasanya. Kata suami saya kemungkinan karena kapal harus mengebut mengejar waktu berlabuh kembali di Fort Lauderdale keesokan paginya. Jadi jarak yang ditempuh saat pergi dalam 2 hari kudu ditempuh hanya dalam 1,5 hari saja saat pulang. Alhasil, kapal ikut bergoyang hebat. Saya sendiri juga sempat agak mual sewaktu berada di kamar di deck 6. Karena merasa kalau di dalam kamar akan makin parah, saya memutuskan segera ke deck lebih tinggi. Ternyata hal itu merupakan keputusan yang tepat karena di deck atas guncangan kapal tidak separah di kamar.
Untung saja saat menjelang makan malam kondisi Dani sudah membaik dan pulih seperti biasa. Rugi donk kalau sampai melewatkan fine dining terakhir, apalagi menu malam itu istimewa: beef rib untuk main course dan untuk penutup ada dessert yang paling enak menurut saya. Saya dan Dani memesan dessert Baked Alaska yang ternyata es krim ditutup dengan lapisan gula dan dibakar. Rasanya jangan ditanya.. Enak banget!
Saat melihat menu yang disajikan saya sempat skeptis melihat menu rib, karena saya anggap itu pasti pork. Tetapi sang waiter meyakinkan kami bahwa rib yang dimaksud adalah beef, jadi langsung saya pesan deh. Suami Saya memesan lobster tail yang ternyata disajikan bersama udang. Ckckck.. kolesterol kuadrat!
Ini dia yang bernama Baked Alaska. Di bawahnya terdapat strawberry ice cream yang ditutup icing gula dan diberi sentuhan bakar-bakaran.
Malam itu saya dan suami lagi-lagi terpisah dengan Dani karena Dani ingin menonton Broadway show Saturday Night Fever sementara saya ingin menyaksikan Frozen di poolside theatre. Awalnya saya juga mau menonton Saturday Night Fever, tetapi setelah melihat Cruise Compass dan tahu bahwa movie yang diputar adalah Frozen, saya langsung berubah pikiran. Gara-gara review banyak orang yang menyebutkan bahwa Frozen bagus, saya jadi penasaran. Sesuai dugaan, poolside theatre berangin kencang. Saya dan suami sampai harus berselimutkan handuk yang disediakan oleh kapal di pinggir kolam renang. Kalau orang-orang menggunakan handuk untuk mengeringkan tubuh setelah selesai berenang, malam itu handuk tersebut kami gunakan sebagai selimut. 1.5 jam berikutnya saya bertahan menonton di tengah kencangnya angin laut. Untung tidak sampai masuk angin ya. Kesan tentang Frozen? Saya kok lebih suka Mr. Peabody & Sherman ya ketimbang Frozen :D. Dan saat menonton itu lebih terkesan dengan suasananya, banyak anak kecil yang ikut berdendang sepanjang pemutaran film, cute!