Archive for ‘sydney’

July 25, 2017

Melbourne. Setahun.

IMG_1457Ga kerasa bulan ini ternyata saya udah setahun di Melbourne. Gila, time does fly. Boleh diputer ulang lagi ngga? *Maunyaa …

Rasanya baru kemarin mendarat di Melbourne Tullamarine International Airport bareng suami. Baru kemarin saya antri buat daftar dapetin student card trus langsung saya foto berdampingan dengan student dependent card saya.

Selama setahun, apa aja yang udah saya alami? Diurut satu-satu aja kali ya.

Traveling

Obsesi pribadi saya: menginjakkan kaki di semua states dan territory Australia. Di sini ada 6 states: New South Wales (NSW), Queensland (QLD), South Australia (SA), Tasmania (TAS), Victoria (VIC) dan Western Australia (WA).

Selain state, ada lagi yang namanya  territory, yaitu Northern Territory (NT) dan Australian Capital Territory (ACT). Sejauh ini saya baru main ke NSW, QLD, SA, TAS dan VIC tentunya. Masih kurang WA, NT dan ACT.

DSCF2172

Granite Island, SA

Credit photo: Davian 

 

IMG_1905

Granite Island, SA

 

DSCF2166

Granite Island, SA

 

ARYJ9647

Brisbane, QLD

 

IMG_4388

Hobart, TAS

 

IMG_4308

Hobart, TAS

 

YDUS1864

Sydney, NSW

 

IMG_3180

Williamstown, VIC

Long-Distance-Marriage

Bagian ini nih yang paling ngga enak dalam kehidupan di Melbourne. Seandainya bisa, maunya sih saya juga ga pake LDR-an segala. Sampai sekarang kami sama-sama mengusahakan supaya bisa ketemuan langsung tiga bulan sekali. Walopun tiap ketemu ga pernah lama, hanya sekitar empat hari, tapi lumayan deh daripada ngga ketemu sama sekali.

Kira-kira kapan ya pintu ke mana saja-nya Doraemon beneran diciptakan. Jadi nggak akan ada lagi tuh yang namanya pejuang LDR.

Perpustakaan

GIHJ2233

Online group meeting

Tempat favorit saya, mana lagi kalo bukan di perpustakaan. Betah deh saya seharian ngendon di perpustakaan. Biar ga bosen, saya kadang pindah meja, pindah komputer, atau bahkan pindah perpustakaan sekalian. Enak kalo punya kampus yang perpusnya banyak, masing-masing spot bisa dicobain satu-satu.

Sssst.. Temen saya malah ada yang berhasil gaet cowok native buat jadi pacar gara-gara tiap hari ngendon di perpus. Buat yang jomblo, lumayan banget tuh, hihihi.

Refreshing

Apa lagi kalo bukan nari. Sesibuk apapun, sebanyak apapun assignment yang datang, kalo udah diajak latihan nari mah saya langsung hayuk aja.

q

IMG_5076

Kopi

Melbourne ini surganya kopi. Serius deh, kedai kopi enak bertebaran di mana-mana. Mau yang di sekitaran kampus, di tengah kota, suburb atau manapun pasti ada aja kopi yang nikmat. Favorit saya? Flat white di Market Lane, kalo lagi di CBD, atau flat white di House of Cards, kalo lagi di kampus

IMG_5156

House of Cards, salah satu coffee shop di Unimelb

Jadi kalo ditanya, nyesel nggak sekolah lagi? Jelas enggak. Terlalu banyak hal-hal bahagia ketimbang pengalaman yang bikin sengsara, walopun ngga bisa dipungkiri ya ada juga hal nggak enaknya sih. Tapi cerita-cerita sedih cukup dibagi ke suami aja, nggak perlu di-share, hehehe.

January 3, 2017

Tahun Baru 2017 di Sydney

Kalau Tahun Baru 2013 dulu saya habiskan dengan menunggu ball drop di New York City lalu tahun 2014 di Los Angeles, kali ini saya dan suami kencan di.. Sydney! Konon kabarnya kembang api Sydney itu spektakuler dengan beragam pilihan tempat nonton, belum lagi kalau berhasil dapat background Opera House.. Wah!

Dengan iming-iming ini itu dari website Sydney New Year Eve, ditambah lagi kebetulan saya belum pernah ke Sydney akhirnya saya dan suami putuskan untuk tahun baruan di Sydney. Saya berangkat dari Melbourne tanggal 31 Desember pagi sementara suami berangkat tanggal 30 malam. Dua-duanya sampai tanggal 31 pagi, tapi suami tiba lebih siang. Berhubung sampai duluan, saya langsung ambil kereta menuju Sydney Central. Bayangan saya yang namanya Sydney Central itu sama seperti Melbourne Central yang rame dan banyak kafe-kafe lucu. Ternyata salah besar… Sydney Central ga ada apa-apa doonk.

Bete, saya naik kereta lagi menuju Circular Quay. Nah di sini deh baru rame, banyak pilihan makanan dan coffee shop. Suami yang sudah terlanjur turun di Central juga heran melihat Sydney Central yang beda banget dengan Melbourne Central. Dia akhirnya nyusul ke Circular Quay juga.

 photo 20161231_145227-01_zpsqtgvyug9.jpeg

Mulai deh petualangan hari pertama..

Day 1

Kami termasuk nekat sih sebenernya. Rencana mau nonton kembang api eh malah ga bawa persiapan makanan kek, air putih kek, permen atau kuaci kek. Blas ga ada. Kalah sama bule sebelah yang bawa kotak pendingin berisi bir.. Walopun kemudian birnya terpaksa dibuang sih karena ngga boleh bawa bir ke dalam.

Singkat cerita, di dalam area lokasi tujuan saya dan suami hepi-hepi aja kok. Jam 9 malam kembang api family mulai.. Wuah seru!
 photo 20161231_211221_LLS-01_zpsezapo0zj.jpeg

Habis kembang api jam 9, kami duduk manis nunggu kembang api jam 12 yang ternyata.. Keren abis! Please note.. below picture doesn’t do it justice.

 photo 20170101_001557_LLS_zpsapimrv1e.jpg

Day 2

 photo 452EA575-8A7E-4E27-B0BD-22AAC0365F5F_zpsun2ft5g3.jpg

Berhubung baru tidur jam 4 pagi, hari ini kami bangun siang. Belum lagi cuaca mendung yang bawaannya bikin gloomy. Kami sih tetep (lagi-lagi) nekat buat jalan. Jadwal hari itu disusun on the spot: Sydney Opera House, Bondi Beach dan balik lagi buat memotret Sydney Opera House di malam hari.

 photo 20170101_165708-01_zpsjn1jqnwn.jpeg

Ini juga agak mengecewakan soalnya Opera House walaupun cantik tapi ya udah begitu aja. Kita clueless habis itu mau ngapain lagi. Bondi beach juga so so aja. Saya justru lebih menikmati jalan kaki menyusuri pedestal walk Bondi beach-Coogee beach. Kalo di pantainya sendiri.. Ya gitu deh.

 photo 4DC9A15A-1AFD-4E85-AEF2-E4160C15A331_zpswdmgcgeh.jpg

 photo 20170101_184428_RichtoneHDR-01_zpsmtapx8m7.jpeg

 photo 20170101_215716_LLS-01_zps4p3z3yob.jpeg

Day 3

Hari ini kita sewa mobil, perginya bertiga dengan teman dari Indonesia yang kenalan di Syracuse. Jauh ya kenalannya, hahaha. Si teman ini, Tari, dulu juga sering jalan bareng saya dan suami di Amerika. Jadwal kami hari itu menuju Blue Mountains untuk menonton pertunjukan Aborigin di Waradah Aboriginal Culture dan main-main di Blue Mountains. Ini ternyata mengecewakan juga, hahahaha.. Liburan kali ini banyak zzzzz-nya deh. Yang bikin hepi pada akhirnya ya cuma ketemu suami. Kalo yang ini sih sudah pasti selalu hepi.

Kenapa saya kecewa, karena Blue Mountains yang digadang-gadang terlihat keren banget itu ternyata masih kalah cantik sama Ngarai Sianok. Belum lagi karena libur panjang jadi penuh banget. Mau ngapa-ngapain antri, di mana-mana penuh orang.

 photo 2A6CE74C-0A44-4A4B-AC34-23BD02AF00FC_zpshs97aknd.jpg

Day 4
 photo A101A3A3-5F19-4056-8DC6-4A4EF5DC1E04_zpszzzcmrnq.jpgHari ini saya jalan sendiri karena suami sudah pulang ke Jakarta. Acaranya: St. Mary Cathedral, Art Gallery of NSW, Royal Botanic Garden Sydney, Queen Victoria Building dan sekitaran city. Setelah mengantar suami ke bandara, saya lanjut naik kereta dan turun di stasiun Town Hall lalu muter-muter sendiri di sekitarnya. Satu-satunya yang berkesan buat saya adalah kedai kopi pinggir jalan yang terletak di Martin Place.

St. Mary Cathedral bagus buanget, sayang di bagian depan Cathedral sedang ada pembangunan jalan jadi kalau difoto justru tidak kelihatan bagus.

Setelah dari city, awalnya saya berencana mau jalan-jalan ke University of Sydney dan UNSW tapi trus tiba-tiba malas, hahahaha. Jadinya cuma main ke USyd yang Darlington campus saja. Itupun saya cuma tengak-tengok lalu balik lagi ke city. Nafsu jalan-jalan lenyap 😀

 photo 20170103_143443_zpsu1kzccry.jpg

 photo 20170103_144925_zpszkqmcgsp.jpg

Queen Victoria Building lumayan lah. Ini bangunan lama yang sangat terawat tapi interiornya mengingatkan saya pada Plaza Senayan jadi rasanya kurang istimewa. Bangunan lain di dekat QVB, Sydney Town Hall, saat itu sedang ada pembangunan jalan di bagian depannya jadi agak sulit mendapatkan foto gedung yang bagus.

Setelah jalan-jalan sendiri hampir seharian, ternyata saya masih jauh lebih suka pemandangan di Melbourne. Royal Botanic Garden Sydney walaupun bagus tapi masih kalah nyaman dan indah dibanding Royal Botanic Gardens Melbourne. Kalau di Melbourne saya senang tidur-tiduran di pinggir danaunya karena banyak pohon jadi teduh dan angin tetap sepoi-sepoi sementara pinggir Main Pond Sydney kebanyakan hanya bangku-bangku, jarang ada pohon sehingga cenderung panas.

Untuk transportasi, lagi-lagi saya lebih suka Melbourne. Bukan apa-apa, di Melbourne khan transportasi utamanya menggunakan tram yang akan berhenti di setiap halte. Moda transport utama Sydney adalah bus yang belum tentu berhenti di setiap halte. Buat pengunjung yang tidak familiar dengan halte bus, apalagi yang suka nyasar seperti saya, hal ini membingungkan. Oya, tarif transportasi umum di Sydney cenderung lebih mahal dari Melbourne.

Setelah jalan-jalan ke sana kemari, sisa hari ke-4 saya habiskan dengan duduk-duduk menunggu jam 7 sore di Hyde Park sambil minum segelas flat white dari Workshop Espresso. Tepat jam 7, Firefly bus yang saya tumpangi berangkat dari Sydney Central menuju Melbourne. Bye Sydney!