Archive for ‘perth’

November 6, 2017

Perth – Day 3

DCIM100GOPROG0021200.

Hari ke-3 di Perth ini jadi hari roadtrip lagi. Yay! Saya paling seneng kalo roadtrip berdua suami. Soalnya ini kesempatan ngoceh panjang lebar dengan topik sesuka hati saya tanpa kuatir ditinggal molor sama dia. Malah jadinya saya bisa balas dendam, pas dia konsen liat kondisi jalanan trus saya tinggal tidur.

Siapa sangka ternyata hari ini jadi hari paling berkesan gara-gara sifat pelupa saya makin lama makin parah. Ga tau kenapa, rasanya sering ada blank spot di ingatan saya. Seringkali kalo habis mengalami sesuatu, beberapa menit kemudian saya ngga ingat sama sekali. Suami saya suka iseng gangguin “Ntar lama-lama suami juga kamu lupain.” (—“)

Hari itu ada sedikit drama yang dipersembahkan oleh tiket parkir yang hilang persis sesaat sebelum kami cabut dari tempat parkir. Sempat menghabiskan waktu satu jam buat bolak-balik menelusuri jalan yang sempat dilalui, akhirnya kami menyerah dan langsung aja membayar tebusan ke mesin parkir. Agak nyesek sih pas bayar. Hiks.

The trip must go on, hari itu adalah hari terakhir kami bareng-bareng jadi tetep harus maksimal donk. Berdasarkan itinerary, jadwal pertama kami ke Pinnacle Desert lalu dilanjut dengan makan lobster di sisi barat Western Australia. Pinnacle Desert ini kurang lebih berjarak 2,5 jam perjalanan dari Perth.

20171002_145312_richtonehdr.jpg

20171002_145146_richtonehdr.jpg

Pinnacle Desert ini kalo diliat sekilas mengingatkan saya sama Great Sand Dunes atau Mesa Verde, dua-duanya di Colorado, Amerika. Pas banget kok ya langitnya pas biru cerah gitu.. Foto-foto yang diambil jadi keren-keren deh, hehehe.

DCIM100GOPROG0021198.

Tapi untung banget deh ke sini bukan pas musim panas. Soalnya musim semi begini aja panas mataharinya terasa menyengat banget. Nggak kebayang kalo musim panas gimana.

a

Di sini kami cuma sempat muter-muter beberapa puluh menit sebelum kemudian lanjut perjalanan cari makan. Berdasarkan hasil googling, ternyata ngga jauh dari situ tuh ada lobster yang lumayan terkenal: Lobster Shack yang lokasinya di Cervantes, Western Australia. Berjarak hanya 1 jam bermobil dari Pinnacle Desert, kami pun langsung meluncur ke sana. Pas sampai di lokasi, rame juga lho ternyata.. Banyak turis lokal maupun mancanegara yang antri buat nyobain si lobster.

IMG_7449

Kesimpulan? Lobsternya enak siiiih. Tapi kok dikit ya. Hiks. Dengan harga se-lumayan itu buat kantong kami jadi jatohnya lumayan mahal. Tapi gapapa deh, toh ngga tiap hari juga ke sini.

Habis dari Lobster Shack, mulai deh berasa agak mellow dikit. Gimana ga mellow, wong bentar lagi mo pisah lagi sama suami. Saking susah mo pisah sama suami, pas mo naik bis menuju bandara saya sengaja minta naik bis yang tujuannya ke Terminal domestik. Jadi mau nggak mau dia nganterin saya sampe area penerbangan domestik, baru dia lanjut naik bis transfer yang ke penerbangan internasional. Demi apaa.. Padahal juga biasanya ke mana-mana sendirian.

Sekali-sekali manja gapapa lah ya, hahahaa….

October 15, 2017

Perth – Day 2

DCIM100GOPROGOPR1159.

Hari kedua: hari road trip! Udah lama ngga road trip, ga heran trus saya excited. Berhubung malam sebelumnya udah cukup tidur, hari ini kami bisa bangun pagi. Bayangin, jam 8 kudu sudah siap di rental mobil. Berhubung hari itu hari Minggu, rental hanya buka dari jam 8 s/d 10 pagi. Untung aja letaknya hanya sekitar 2 blok dari hotel, jadi cuma perlu jalan kaki sekitar 10 menitan lah.

Tujuan kami hari itu, sesuai dengan itinerary yang disusun sebelumnya kebetulan ada 2 lokasi. Pertama adalah Wave Rock, sesuai amanat dari kakanda suami ( ( K A K A N D A ) ). Terus kedua, sekalian menyambangi Helena National Park yang lokasinya nggak jauh dari akses jalan menuju ke Wave Rock.

Setelah urusan rental mobil kelar, ga lama kemudian kami sudah di tengah perjalanan menuju Wave Rock. Menurut Google Maps sih perjalanan itu bisa ditempuh dalam waktu 3 jam lebih sedikit. Walaupun secara umum road trip di WA hampir sama saja dengan road trip di negara bagian lain di Aussie, tapi ada sesuatu yang berbeda di sini.

Sepanjang perjalanan sejauh kurang lebih 300 kilometer, kami hanya mendapati beberapa kota kecil. Jangankan kota, pom bensin aja jarang. Kalo ga salah inget malah cuma ada 3 atau 4 kota yang saat itu kami lewati. Makanya, perencanaan isi bensin, makan, snack, logistik lain, sampai dengan urusan toilet harus dirancang lebih hati-hati. Bisa aja kota berikutnya masih berjarak 70-100 kilo lagi.

3 jam 15 menit kemudian kami sampai di Wave Rock. Di sini pengunjung cukup membayar ongkos parkir mobil sebesar AUD 15 sebelum memasuki area bebatuan ini. Sepintas, kata suami saya, Wave Rock ini seperti miniatur Ayers Rock yang terkenal itu, dengan ukuran jauuuuh lebih kecil. Tingginya paling cuma sekitar 15 meter saja dengan bentuk dan kontur yang mirip gelombang laut itu. Kayaknya itu deh yang bikin jadi unik.

Buat naik dan melihat puncaknya pun tidak perlu bersusah payah, cukup mendaki tebingnya saja yang terbilang cukup landai. Bahkan kayaknya ga lebih dari 45 derajat kok. Pose berfoto yang paling sering kali dilakukan turis saat di sini berpura-pura seperti sedang surfer, ada yang pura-pura naik surfboard atau yang lebih ekstrim bertelanjang dada berbaring telentang sambil bergaya ala ala surfer di pantai. Tapi yang pose biasa aja juga ada sih, termasuk saya hihihi…

photo6273531126245074883

Puas berfoto dan melihat-lihat visitor center yang berlokasi di sebelahnya, kami beranjak pulang dan menuju lokasi wisata kami berikutnya. Lihat di Google Maps, jaraknya mungkin hanya 1.5 jam dari Wave Rock. Tapi ternyata kejadian di Day 1 kemarin pun kejadian lagi di sini. Ini malah lebih parah, kami bahkan ga berhasil menemukan akses masuk menuju National Park nya. Ck, suami puas banget ngetawain struktur logika saya dalam menyusun itinerary kali ini.

Sampai kemudian suami mengajukan usul dadakan sebagai pengganti, gimana kalo menikmati sunset aja. Looking at the location, on the West side of Australia, he said that the view will be breathtaking. Suami mengusulkan dua lokasi: Fremantle atau Scarborough. Berhubung Fremantle tidak pernah tersebut di brosur-brosur punya obyek wisata pantai berlokasi indah, akhirnya kami pun berangkat ke Scarborough.

Pas jam 5.30 kami sampai di Scarborough, akhirnya bisa juga dapat parkir gratisan. Nyari parkir waktu itu termasuk susah, soalnya kebetulan lagi rame. Kami pun berjalan menyusuri pantai dan menemukan The Pit. The Pit ini semacam tempat orang bisa berdansa-dansi di sore hari sambil menikmati pemandangan sunset. Banyak orang yang melantai di sana, dan seiring dengan diputarnya lagu mereka pun berganti-ganti baik gaya maupun pasangan dansa. Saat pulang, saya baru tahu kalo untuk bisa berdansa harus registrasi dan dapat gelang khusus, untung saya ga jadi maksa suami supaya ikutan turun. Padahal rencananya udah mo narik dia ke bawah buat nari Saman (ya kaliiii).

photo6273531126245074884

Saat matahari tenggelam, kami pun mencari tempat makan malam, dan beranjak pulang menuju ke hotel. What a lovely day…

October 9, 2017

Perth – Day 1

Setelah jalan-jalan ke Canberra, saya sengaja main ke Perth. Di. Minggu. Yang. Sama.

Bedanya kalo Canberra saya ngebajak temen-temen kuliah, nah kalo yang ke Perth ini saya nodong suami buat traktir pengeluaran selama di Perth. Trus emangnya suami mau? Ya jelas mau wong emang udah pas waktunya buat ketemuan. Iya, selama LDR ini khan memang kita udah sama-sama nentuin kalo minimal tiga bulan sekali harus ketemu. Bisa di Melbourne, atau kalo mau juga di kota lain, kayak di Sydney, Gold Coast, atau kayak kali ini: di Perth.

Seperti biasa, suami berangkat Jum’at malam dan mendarat Sabtu pagi. Saya sendiri berangkat Sabtu pagi dan mendarat satu jam setelah pesawat suami mendarat. Berhubung penerbangan internasional jauh lebih ribet, pas saya nyampe bandara ternyata suami juga baru kelar dengan urusan imigrasi dan custom clearance.

Dari terminal kedatangan T1 internasional, suami sengaja nyari bis transfer antar terminal buat jemput saya di T3. Perth ternyata nyaman juga, ada jalur bis kota yang melayani trayek city ke bandara. Ngga pake ribet, habis ketemu suami trus kami lanjut ke kota cukup dengan sekali naik bis.

Sejak dari Melbourne saya udah pesen hotel Ibis yang terletak di Perth CBD. Sengaja pilih Ibis soalnya lokasinya dekat dari tempat rental mobil dan pusat kuliner, trus yang terpenting harganya juga ga terlalu mahal. Begitu sampai city, setelah check in kami langsung jalan kaki menuju Tuck Shop Cafe, kafe yang ada di ranking 2 restoran di TripAdvisor buat makan siang. Di sini saya pesen flat white dan smoke cod, potato and leek. Makanannya uenak banget. Kalo flat white-nya, uhm.. Saya lebih suka kopi di Melbourne sih.

Jadwal kami hari itu simple, cuma ke Blue Boat House, Kings Park dan University of Western Australia. Pertimbangan saya, hari itu pasti kami berdua sama-sama capek jadi kalopun mau langsung digeber road trip ke luar kota udah ga mungkin.

Blue Boat House

Nama asli rumah biru ini sebenernya Crawley Edge Boatshed. Berlokasi kurang lebih 5 kilometer dari city, kami sengaja jalan kaki buat ke sini. Hitung-hitung olahraga, walopun trus sepanjang jalan trus saya sukses mengganyang sebungkus (atau dua bungkus?) KitKat. Ini mah jadinya malah surplus kalori, bukan memangkas habis kalori, hihihi. Bonusnya, sekalian nengok 3 obyek wisata yang biasanya ada di brosur-brosur tour guide di situ: (1) mengamati The Bell Tower, (2) melewati Elizabeth Quay, kawasan waterfront yang ditata cantik dan (3) menyusuri Swan River, sungai yang melintasi Perth layaknya Yarra River di Melbourne.

22140762_10212969285920161_7995688201127655236_n

Rumah biru yang konon kabarnya dibangun berpuluh-puluh tahun yang lalu ini emang kelihatan mencolok karena hanya satu-satunya. Jelas, rumah ini bukan rumah tinggal, melainkan berfungsi sebagai titik tempat singgah. Waktu saya ke sini untungnya ga terlalu banyak pengunjung yang pengen foto di sini jadi kami nggak terlalu lama antri.

Kings Park

Waktu bikin itinerary kali ini sebenernya saya mengerahkan ke-sok-tahu-an saya. Berbekal ngintip Google Maps, saya lihat Blue Boat House ini deket banget dari Kings Park. Trus pede banget saya naruh rencana buat ke Kings Park habis dari Blue Boat House. Hasilnya? Saya diketawain habis-habisan sama suami saya gara-gara membuat kami melewati jalan yang tidak lazim. Maklum, berhubung yang punya paket internet khan saya, jadi tanggung jawab ngarahin jalan ya saya. Mana sebelumnya saya agak nyombong pula, pake bilang “kemarin aku jalan-jalan di Canberra ngga pake nyasar lho!” 

Jadi ceritanya, di Google Maps saya sempat liat kalo Kings Park letaknya (seperti) bersebelahan dengan Blue Boat House, cuma ternyata akses masuknya ada di sisi yang berlawanan. Iya sih yang sekarang ini juga ga nyasar, cuma ya ga gitu juga kali mo masuk ke Kings Park jadi kudu lewat akses belakang, melewati jalan setapak nan menanjak (maklum, Kings Park emang agak berbukit-bukit) plus dikelilingi semak-semak perdu di antah berantah gitu. Suami saya bolak-balik bilang “Deket sih deket.. Tapiii…” 

Screen Shot 2017-10-10 at 8.25.38 AM

ilustrasi jalan saat itu, Kings Park sebelahan dengan Blue Boat House, tapi ternyata akses masuk yang proper yang dilingkari merah 😦

Balik lagi cerita tentang Kings Park, ini adalah sebuah area terbuka yang letaknya ngga jauh dari pusat kota Perth. Semacam Central Park di New York atau Royal Botanical Garden di Melbourne. Seperti Central Park juga, di Kings Park ini terbagi beberapa area mulai dari amphitheater, kolam, panggung pertunjukan, monumen perjuangan sampai dengan glass arched bridge. Dari sini kita juga bisa melihat landscape kota Perth dari kejauhan.

Selama duduk-duduk di sana saya ngeliatin tingkah polah anak-anak kecil yang lagi main. Lucu, ada yang nyolong sendal kakaknya trus dikejar sampe dapat, ada yang ujug-ujug guling-guling di rumput, menganggap dirinya udah kayak bola yang nggelinding ke bawah. Ada juga anak kecil yang asik nendang sandal jepitnya sendiri. Habis dapat, trus ditendang, trus dapat, ditendang lagi. Gitu terus, asik mainan sendiri. Emang ya, anak kecil itu paling tahu gimana cara bahagia dengan caranya sendiri.

Untung aja saya nggak terlalu ambi menentukan tempat tujuan jalan di hari pertama ini. Soalnya ga lama setelah sampai Kings Park trus saya cuma bisa nggeletak tiduran di rumput. Akhirnya bener aja khan, University of Western Australia jadi ngga sempet kita kunjungi gara-gara saya udah capek duluan.

22154274_10212960517300951_6099377819137180478_n

Setelah puas tidur-tiduran di rumput, akhirnya kita trus mutusin jalan balik lagi buat makan malam trus lanjut ke hotel. Seneng? Ya jelas seneng lah, besok pagi siap buat jalan lagi: road trip ke National Park. Yay!