Archive for ‘scholarship’

September 6, 2018

Setelah Lulus

Ga tau ya dengan alumni LPDP yang lain, tapi saya merasa bahwa setelah lulus saya bingung mau ngapain. Mau bikin perusahaan, saya bukan seorang yang berjiwa enterpreneur. Balik ke kantor lama jelas bukan opsi. Meneruskan hobi menari, ternyata di sini termasuk sulit karena faktor usia. Iya, sanggar-sanggar yang saya hubungi rata-rata hanya melayani usia sekolah. Aih, tua itu kok susah.

Kirim lamaran? Ok, let me tell you that finding a job is not as easy as counting one two three. Untuk seseorang dengan pengalaman seperti saya, atau istilahnya experienced hire, lowongan itu baru akan terbuka kalau ada yang resign atau ada pelebaran organisasi yang jadinya butuh tenaga kerja baru. Trus jangan sangka kalo ada lowongan dan saya apply trus udah pasti langsung ketrima. Seringkali apa yang dibutuhkan itu belum cocok dengan kualifikasi saya. Terbukti, beberapa kali saya sudah menjalani proses seleksi di dua bank di Indonesia, ternyata yang mereka butuhkan bukan saya.

Well, to be honest I have nothing to worry about. I mean, I’m not a breadwinner yet I have monthly wife allowance. But, I’m still the woman that need to be active, need to have something to do, activate my brain cell, contribute onto something. This, my friend, when something unpredictable happen. One day, I registered myself to a job seeker platform and clicked apply to a vacant position in startup company whose name I’ve never heard about. The day after, I got a phone call that invited me to have interview. Not long after that, only within days, I got an offering letter from them. WOW! That’s so quick!

Ya, jadi minggu ini saya langsung tanda tangan kontrak dan minggu depan akan sudah mulai aktif kerja. Total jendral ternyata saya hanya menganggur satu bulan sahaja. Alhamdulillah.

Startup, ini jelas pengalaman kerja baru banget buat saya. Belum pernah saya ada di lingkungan di mana satu kantor isinya kurang dari 1.000 orang, belum pernah saya kerja di kantor yang mengijinkan saya pakai celana jeans dan sepatu keds setiap hari. Belum lagi kalo dari sesi wawancara saya kemarin, CEO kantor ini orangnya menyenangkan, terbuka dan tak segan untuk ngobrol tentang topik apapun. Beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sang CEO ini bener-bener menarik dan mengundang saya untuk berpikir. Karena yang dia tanya bukan ke hard skill tapi lebih ke soft competency saya, dan ini beda banget dengan yang diajukan dalam wawancara di perusahaan-perusahaan lain yang sudah saya lalui.

I’m so looking forward to having fun in this new company 😀 

August 10, 2018

L U L U S

image-2

Ya. Akhirnya saya bisa lulus juga dan ikut diwisuda tanggal 28 Juli 2018 lalu. Dulu sih saya rencananya ngga mau ikut wisuda karena toh orang tua saya juga ngga ada yang bisa hadir. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, kayaknya kok seru juga ya ikutan wisuda. Trus jadi momen penutup kehidupan Melbourne yang manis buat saya, dihadiri oleh suami dan juga teman-teman terdekat. Ya sudah akhirnya saya daftar wisuda deh.

Bener aja, terbukti di hari itu saya seneeeeeeng banget. Ngeliat temen-temen yang datang dan ikut berbahagia buat saya hari itu ternyata bikin hepi. Walopun belakangan ada yang bilang.

“Aku beneran nahan nangis banget kmrn pas di-elus-elus mbak Putriii..”

“Kami semua setelah dari wisuda Mbak Put, masih ngomongin gituuu.. ‘Yah ngga ada Mbak Put lagi.’ Kehilangan semua. Banyak banget yang sayang sama mbak Put karena mbak Putnya juga sayang ke kami semua.”

Asli pas baca chat ini saya rasanya meleleh, campuran antara seneng, sedih, nggak nyangka dan juga bersyukur banget saya pernah kenal mereka semua. Pas hari H itu juga ada yang pas lihat saya langsung peluk erat banget.

“One of the reasons I liked studying MIS is getting to know you. And I’m thankful for that. I hope we get to see each other one day.”

Never before I thought that my existence is meaningful for someone, so I must say that this is so heartwarming. Bener-bener ngga nyangka sih.

image

Udah lihat di foto di atas, gaya saya yang senyumnya ‘bitchy‘ banget? Itu sebelumnya ngga pernah saya senyum kayak gitu. Entah apa yang ada di pikiran saya pas lagi dijepret-jepret sama suami, iseng coba senyum gaya baru. Cukup nyebelin ngga sih?

Kostum yang saya pakai buat wisuda: kebaya hijau punya almarhumah Mama, celana jeans yang bagian pahanya kotor kena bedak pas lagi dandan (*sigh), plus sepatu boots hasil pinjaman teman. Belum lengkap, saya juga pakai kalung pinjaman teman. Asli ngga modal banget penampilan wisuda kali ini, barang yang beneran punya saya cuma celana jeans. Itupun udah sedikit belel. Ini kalo Mama dan Papa masih ada sih bakal dijewer saya kayaknya. Slordeh, dulu Mama suka ngomelin saya.

IMG_1116

Cengiran saya lebar bener yak

 

IMG_3542

Ini hasil jepretan candidnya Rissa. Sukaa banget sama foto ini, sampe-sampe saya jadiin profile picture WhatsApp

Kenangan bareng temen-temen nggak bakalan memuaskan kalo cuma dipajang di blog, jadi akhirnya saya kompilasi jadi satu di video singkat Youtube berikut ini. Hampir di setiap detiknya ada muka saya, maapin ya kalo sedikit narsis, hihihi

March 30, 2016

Tentang Menulis dan Ditulis

Teman-teman angkatan LPDP saya itu semua istimewa. Banyak hal yang bisa digali dari masing-masing orang. Contoh sederhananya, ada Imam yang punya ide untuk membangun perpustakaan bagi anak-anak, ada Esty yang dulu penerima beasiswa USAID dan sekarang LPDP, ada Ivan yang membuat startup di bidang hukum.

Tiga nama itu hanya segelintir dari keseluruhan PK-53. Tak heran kalau saya kemudian tergerak untuk pedekate dengan satu per satu secara personal untuk kemudian dituliskan di web angkatan tercinta. Saya menelusuri kehidupan mereka dulu melalui akun Facebook, lalu kemudian membuat list pertanyaan. Setelah mereka menjawab, baru deh saya tulis ceritanya.

Suatu hari, tiba-tiba saja ada seorang teman yang bilang di Telegram bahwa ia akan menulis tentang saya. Dia bilang bahwa biasanya penulis ngga ada yang nulisin, so he decided to write something about me. Respon saya dalam hati “Aduh, aku mah apa atuh. Cuma remah-remah rempeyek.” dan saya berkomentar bahwa saya bukanlah orang yang suka tampil ke depan. Saya hanya sosok di belakang layar.

Si teman bersikeras untuk tetap menuliskan, yang pada akhirnya disambung dengan tanya jawab di Telegram. Dua hari kemudian, tiba-tiba dia mengirimkan hasil tulisannya yang bikin saya mindeeeer. Asli gaya bahasanya bagus n enak dibaca. Mengalir begitu saja. Mengingatkan saya bahwa saya belakangan ini tidak berlatih menulis dalam bahasa Inggris lagi.

Thanks ya, Dit untuk mengingatkan saya lebih banyak lagi membaca supaya bisa menghasilkan tulisan yang lebih enak dibaca. Ini dia hasil tulisannya:

Write Like No One Is Reading

Some people love to perform on stage, under the spotlight, and to receive attention. Whilst others take a less lively approach, they enjoy working behind the scene, listening, observing, and perhaps making a piece of writing out of it. Putri Utaminingtyas is one of the later. Indeed, behind an inspiring story there is an inspiring writer. The University of Melbourne Master’s candidate is the chef who cooks some of all the quality ingredients inside the kitchen of PK 53—ready to be served in ganesha-bianglala.org. As we spoke, most probably, another piece of article is in progress, adding just the already long list of interesting stories telling the experience of each of the LPDP scholarship awardee under the rainbow of Ganesha Bianglala. So here is a short interview with Putri.

 

When did you start writing?

I began writing in junior high as a hobby. The first media to publish my work was Femina, which covered my travel experience in Arizona. Afterward, I managed to get my writing featured in Kompas Klass and several magazines such as MyTrip, Chic, Kartini, Female, and GoGirl.

What do you write?

I write short articles, including travel articles and others. I also write short stories.

How did you end up writing?

I never won any writing competition, I never became part of journalist club at school, and I never had any writing course or journalism training. In fact I often had my work refused by medias back then. What I remember was my father noticed my interest in writing and he was very supportive about it and bought me a typewriter. I continued writing when I entered high school, mostly in the form of daily journal. When Internet was made available, I was introduced with blog. I created my own blog, wrote several posts, and read others’ blogs as well. Some of my favorite blogs come from my fellows American bloggers. I noticed they write systematically, and rich in terms of vocabulary and ideas, and are able to connect to readers’ emotion.

Why do you write?

I find writing relieves stress. In fact, I get more productive with my writing when I am under pressure.

Have you ever thought to write a book?

I aspire to write a book someday. My biggest dream is to write novel. But I find myself lacking of imagination. I find it easier to write something serious and present it in a more laid back manner. I really need to work on my imagination to be able to write fictions.

What is the most interesting experience you get from writing?

I do feel happy when others find my blog informative. Some readers testified they were able to go through particular procedures easier because they obtained the information from my blog. Several found my writing about a destination helpful for their traveling. But most importantly, I am not writing intending to attract a lot of followers or to receive comments on my blog. I don’t please people. My purpose in writing is to share my thoughts or as I said before, as means to relieve stress I get from work.

I can tell you read a lot. What are you currently reading?

I am currently reading Why Nations Fail by James Robinson and Daron Acemoglu. I am not usually into this kind of book, but the writers present it in a thought-provoking way so even someone who is not into politics like me find it interesting. Some of my favorite books are We Need to Talk About Kevin by Lionel Shriver, a novel with twisted story, and nonfiction Upside of Irrationality by Dan Ariely.

So you are going to The University of Melbourne, what motivates you to pursue Master’s degree?

I will be pursuing Master of Information Systems. They offer courses that correspond with my nine years working experience in information system in banking industry. I will be specializing in big data and entrepreneurship in IT. I look forward to be able to manage projects that involve big data analysis. For instance, one of the business lines of the organization that I am currently working at is microfinance and small medium enterprise (SME), so being able to utilize big data means knowing exactly which type of loan is best offered for merchants or if a particular type of credit is appropriate for small convection business. This gets more complex when we include customer engagement. I expect to see economic growth as more SMEs can take part in economic activities.

What advice can you give for others who want to write?

Write like no one’s reading. That’s what I do.

 I am so gonna take that advise :)


Penulis: Made Adityanandana

Tags:
March 14, 2016

Buku dari Malesmandi

Sekarang saya jadi penadah buku. Buku bekas apapun, kalau sudah tak dibaca atau digunakan lagi oleh pemiliknya akan saya tampung. Teman-teman lama sekolah, kuliah, kantor bahkan teman sekadar kenal lewat blog saya todong buat menyumbangkan bukunya, hehe.

Salah satu yang berhasil saya hubungi adalah Dita si malesmandi. Kenapa sih namanya begitu, silahkan mampir langsung ya. Orangnya ramah n nggak pemalu kok. Kalo baca blognya malah terkesan lucu n ngasal gitu.

Bukunya buat apa, kok sampai dibela-belain buat minta buku ke sana kemari. Sebenarnya ini merupakan bagian dari gerakan angkatan PK-53 LPDP di mana salah satu programnya adalah membangun rumah baca yang layak bagi siswa dan juga masyarakat umum.

Silahkan klik link berikut untuk tahu program lebih lengkapnya ya.

Ketemuan sama Dita dan suaminya ternyata seru. Apalagi saya baru ingat kalau saya dulu nyontek itinerary Dita sebelum mulai perjalanan keliling Eropa dulu. Ya yang isinya keliling-keliling stadion itu akhirnya kami contek, mulai dari San Siro, Bernabeu dan Camp Nou.

Dita adalah salah satu blogger yang saya hubungi lewat Twitter, berlanjut ke e-mail dan kemudian Whatsapp. Iya, buat menghubungi satu orang aja pake tiga sarana gitu, hehehe. Untung beliau bersedia buat ketemuan dan terjadilah perpindahan beberapa tumpuk buku bacaan yang beragam itu.

IMG_0155

Alhamdulillah, sampai saat ini sudah terkumpul buku dan majalah seperti di atas yang merupakan hasil sumbangan dari tiga teman. Ayo, siapa lagi yang punya buku layak baca yang sudah tak digunakan lagi, bisa hubungi saya ya 🙂