Bulan Juni 2021 bener-bener jadi bulan berkesan buat saya. Ada cerita baik dan ada juga yang sampai sekarang membekas kenangan buruknya.
Di bulan Maret 2021, ada sebuah pesan masuk ke inbox LinkedIn saya. Tujuannya apa lagi kalau bukan buat ‘meminang’. Setelah melalui proses rekrutmen yang cukup cepat akhirnya pesan masuk tersebut berujung pada keputusan saya untuk pindah perusahaan. Dan akhirnya di pertengahan Juni 2021 saya pun mulai efektif di kantor baru. Baru juga beberapa hari saya join, ada sebuah kejutan buat saya. Untung saja kantor baru saya termasuk sangat fleksibel dan supporting jadi walaupun saya terhitung new joiner, saya diijinkan untuk mengambil ijin.
Ingat ngga kalau di akhir Juni 2021 lalu di Indonesia tuh kasus Covid sedang mencapai puncaknya? Saya termasuk salah satu yang kena dampaknya. Memang bukan saya yang positif Covid, tetapi adik kandung saya. Adik saya, istrinya (yang sedang hamil) dan anaknya yang baru berusia 3 tahun, semuanya terkena Covid. Kondisi adik lumayan parah, sementara istri dan anaknya baik-baik saja. Sepertinya istri dan anaknya termasuk OTG (Orang Tanpa Gejala). Saat it;u saya sampai ikut sibuk mencari pinjaman tabung oksigen karena saturasi oksigen dia sudah cukup rendah. Dia sendiri sampai berputar-putar Jakarta mencari Rumah Sakit yang punya tempat kosong. Bayangkan, Rumah Sakit yang sudah didatangi:
- RS Puri Cinere
- RS Fatmawati
- RS Pusat Pertamina (RSPP)
- RSUD Pasar Minggu
- RSCM
- RS di daerah Pulomas
Hasilnya? Nihil. Adik saya harus pulang kembali dan dirawat di rumah. Sungguh sangat bersyukur di masa itu ternyata ada banyak pihak yang membantu sampai pada akhirnya adik saya sekeluarga bisa sembuh tiga minggu kemudian. Dukungan dari RT dan tetangga rumah sangat bagus, mereka secara bergantian mengirimkan lauk dan camilan ke rumah adik saya sehingga mereka sekeluarga tidak perlu pusing memasak.
Belum cukup sampai di situ, di minggu kedua setelahnya, adik saya yang satu lagi juga terkena Covid. Lagi-lagi, kali ini sekeluarga kena semua. Istri dan tiga anaknya semua positif. Dan akhirnya mereka isoman sekeluarga. Syukur, lagi-lagi syukur, kondisi adik yang satu ini termasuk ringan. Tidak nyaman, memang, tetapi cukup ringan. Gejala yang dialami hanya anosmia (hilang penciuman), batuk-batuk dan sedikit demam.
Adik saya yang bergejala berat sampai saturasi rendah itu memang kebetulan belum sempat vaksin sama sekali. Sementara adik yang gejala ringan sudah sempat vaksin dosis pertama. Dan Alhamdulillahnya, saya dan suami sama-sama sudah vaksin dosis lengkap dan sampai tulisan ini ditulis di 12 Agustus 2021 masih belum pernah (semoga jangan) terkena Covid.
Saya termasuk sangat beruntung karena walaupun berstatus pekerja swasta tapi punya suami yang kerja di BUMN. Tahu sendiri khan BUMN termasuk yang dapat jatah vaksin di awal-awal. Nah setelah semua pekerjanya kelar vaksin di bulan Mei, giliran keluarga inti yang dipanggil untuk vaksin. Saya dapat giliran vaksin dosis pertama di awal Juni dan dosis kedua di pertengahan Juni. Tepat.. Tepat sebelum angka penderita Covid naik drastis di minggu keempat Juni. Sempat agak khawatir banget pas lonjakan tingkat okupansi Rumah Sakit lalu. Berbagai pikiran jelek melintas, gimana kalau kena. Gimana kalau Yoga kena, mengingat dia punya komorbid yang fatal, yaitu diabetes. Gimana kalau isoman di apartemen dan ternyata kondisi memburuk. Alhamdulillah, kekhawatiran saya tidak ada yang terjadi satu pun.
Dan di sini saya cuma bisa berharap.. Semoga yang membaca tulisan ini juga selalu sehat dan dilindungi Tuhan YME. Amin!