Kayaknya lama-lama ini blog isinya mayoritas cerita tentang staycation aja deh. Habis mau cerita tentang apa, wong sehari-hari kegiatan saya isinya cuma bangun, kerja, istirahat, tidur. Repeat. Bahkan ngga ada cerita tentang perjalanan pergi atau pulang dari kantor, karena sampai sekarang ya saya masih bekerja dari rumah. Ngga ada cerita sharing resep karena saya ngga pernah masak. Ngga ada cerita tentang berkebun karena memang ngga punya lahan untuk punya tanaman. Salah satu hiburan kami selama pandemi ini ya akhirnya staycation di hotel.
Di staycation kali ini, kebetulan sudah staycation yang ke-empat, saya memilih Hotel Mandarin Oriental yang berlokasi di Bundaran HI dengan alasan: ada bonus 1 malam gratis kalau daftar jadi member. Saya memang memilih waktu di liburan Natal, jadi check in di tanggal 24 Desember lalu check out di tanggal 27 Desember.
Pengalaman check in saya agak kurang menyenangkan. Sehari sebelumnya saya mendapat email dari pihak hotel yang menyarankan agar saya check in jam 3 sore. Ok, saya pun datang jam 3.. Kalo ga salah malah jam 3 lebih 15 menit deh. Dan ternyata kamar saya masih belum siap, jadi kami harus menunggu. Berapa lama nunggunya? 45 menit saja, sodara-sodaraa.. Ini ya sebenernya kalau mereka minta supaya saya check in jam 4 aja juga gapapa lho, daripada saya harus nunggu 45 menit di lobby.
Anyway, kekecewaan sewaktu atas proses check in terlupakan segera setelah masuk kamar, karena kamarnya luas dan menyenangkan. Ngga seluas kamar di Fairmont sih, tapi tetap saja besar. Terdiri dari toilet, closet, kamar mandi dan vanity-nya, area kerja, sofa dan tentu saja tempat tidur lengkap dengan nakasnya. Dengan view Bundaran HI, saya rasa kamar kami sangat memuaskan. Buat apa coba kalo nginep di daerah bundaran HI tapi ngga dapat view ke sana? Di beberapa kesempatan, saya dan Yoga bersandar di sofa sambil memandangi keriuhan di bawah sana. Melihat mobil berlalu lalang, pejalan kaki yang lewat atau sesekali menertawakan kelakuan manusia di bawah yang asyik mengambil gambar. Iya, fotografer dan model dadakan dapat dengan mudah ditemui dan dipantau dari kamar hotel.

Berbeda dengan masa di Fairmont, kali ini kami hanya mendapat jatah sarapan. Jadi makan siang dan makan malam otomatis harus cari di luar, karena makanan di restoran hotel kok bikin ngga tega ya. Bukan apa-apa.. soto ayam 135 ribu itu ya gimana juga ya makannya. Salah-salah itu abis makan berasa seret, bukan seneng 😀

Bukan Yoga namanya kalau ngga nyentuh laptop selama liburan. Kayaknya tuh adaaa aja yang bikin dia gatel pengen ngebenerin. Yang masalah performa lah, trus ada UI/UX yang kurang memuaskan lah, atau sekedar ngecek-ngecek aja. Tapi memang fasilitas di kamar memadai juga sih dengan adanya meja kerja dan koneksi internet kencang. Jadi di beberapa kesempatan akhirnya Yoga buka laptop dan langsung asyik dengan coding-nya.

Apa hal yang paling dicari kalau staycation? Makanan? Iya sih bener, tapi bukan itu yang saya maksud. Kali ini saya mau cerita tentang.. kolam renang! Ekspektasi saya atas kolam renang hotel berbintang itu agak tinggi. Bayangan saya, panjangnya itu cukup untuk membuat orang dewasa puas berenang menyusuri kolam, dan lebarnya cukup untuk minimal 3 line. Kenyataannya? Di hotel ini bentuk kolam renangnya bukan persegi panjang. Agak susah menggambarkannya, tapi kalau kolam ini diisi tiga orang dewasa akan langsung terasa penuh. Yakin deh, ga akan puas berenang bolak-balik karena ketubruk-tubruk. Selain itu kolam renang di sini cukup dalam, sekitar 1,8 meter. Makanya beberapa orang akan cenderung memilih ke sisi yang ga dalam dan hasilnya… makin sesak lah itu kolam.
Untungnya sih peraturan kolam cukup strict ya. Untuk bisa berenang, kita harus reservasi dulu dan dibatasi hanya boleh maksimal satu jam. Alhasil selama kami di situ rasanya penghuni kolam hanya kami berdua karena kadang ada yang ga datang sama sekali dan ada juga yang datang tapi hanya berenang beberapa puluh menit saja.



Soal makanan, berhubung saya hanya sempat mencicipi selama sarapan jadi rasanya agak kurang fair juga kalau dibandingkan dengan Fairmont. Yang jelas pilihan sarapan di sini DIKIT BANGET. Yang tersedia hanya nasi goreng, mie goreng, mie ayam, dimsum, pastries, buah, dan berbagai olahan telur. Pastry-nya mengecewakan, croissant-nya kurang renyah dan donatnya keras. Latte-nya yang ditawarkan juga tidak istimewa. Mungkin kalau datang ke resto untuk mencicipi makan siang atau makan malam akan lebih menarik kali ya?

Secara keseluruhan, hal yang saya sukai dari hotel ini adalah kebersihan dan keteraturan kamar, lokasi yang sangat strategis dan pemandangan dari jendela kamar. Hal yang kurang saya senangi: variasi pilihan sarapan dan kolam renang.

Saat ini saya sudah merencanakan staycation berikutnya di bulan Februari dan Maret. Mari kita bandingkan hotel ini dengan hotel-hotel berikutnya. See ya!