
Suatu hari saya ngga sengaja melihat foto ini di internet. Gambar yang sederhana, tapi membuat berpikir panjang. Iya juga ya, misalnya saya ketemu saya sendiri kira-kira apa kesan pertama? Dan mau diajak ngobrol apa?
Skenario pun mulai tersusun. Sepertinya saya akan mulai dengan ngobrol tentang hal santai, mulai dari aslinya dari mana, anak ke-berapa dari berapa bersaudara. Lalu beranjak ke kuliah di mana dan pernah tinggal di mana saja.
Selanjutnya saya akan ajak ngopi bareng. Flat white, tentu saja. Sambil ngopi, saya akan bahas buku terakhir yang dibaca. Apakah Sheryl Sandberg dan Michelle Obama memiliki karakter yang sama. Siapa yang lebih disukai, Bill Gates atau Jeff Bezos. Mengingat karakter saya, besar kemungkinan kami berdua akan lebih memandang Bill Gates ketimbang bos Amazon.
Kemudian saya akan curhat sedikit tentang bobot badan yang bertambah secara signifikan begitu usia menginjak kepala 3. Ingatan mulai berkurang dan suka lupa nama orang yang diajak bicara. Betapa dulu suka geli sendiri kalau Mama sudah memanggil dengan absen semua nama anaknya satu per satu dan sekarang mengulangi hal yang sama. Lalu kami akan tertawa bersama.
Semalam saya lempar ide itu ke suami. Respon dia?
“Nggak, aku ga akan suka kalo ketemu dia. Kamu memang bakal suka ketemu aku karena kamu cerita sesuatu dan aku mendengarkan. Tapi aku engga suka ketemu aku.”
“Lah, kenapa? Khan kalian bisa cocok dan ga saling ganggu karena toh sama-sama pendiam.”
“Iya tapi kalo ada dia khan jadinya diam. Trus aku juga diam. Ngga ada bedanya donk? Jadi mending ngga usah ketemu.“
Hmmmm… Logis. Tapi ya maksudku ga gitu juga sik (–“)