
September 2018
Bekas jerawat yang menghitam dan jadi flek terlihat di area dagu dan pipi kanan.

May 2019
Flek hitam di dagu hilang, tinggal sisa bekas jerawat di pipi kanan yang masih ada.
Di usia sekarang ini saya mulai memperhatikan kondisi kulit muka, lebih intens ketimbang sebelum-sebelumnya. Ya mau gimana lagi, usia sudah mendekati 40 tahun, jadi mau ga mau lah ya. Sejak tahun 2014 saya ngga pernah pakai make up untuk keperluan sehari-hari. Bahkan bedak dan lipgloss pun tidak. Jadi di sisi ini, kulit saya aman dari sentuhan produk dekorasi wajah. Oh kadang memang ada pengecualian kalau pas mau manggung nari atau momen khusus seperti wisuda. Tapi di luar itu, saya hanya pakai pelembab.
Sebelum kepulangan saya kembali ke Indonesia, saya berkenalan dengan sebuah produk perawatan kulit bernama Drunk Elephant alias DE. Merek ini sebenernya berasal dari Amerika, tapi saya baru kenal pas lagi kuliah di Aussie. Berhubung harganya cukup mahal, waktu itu saya bertekad hanya akan beli DE kalau saya sudah dapat kerja. Hamdalah, satu bulan nganggur trus khan saya dapat kerja tuh. Jadi deh langsung sikat produk-produk DE satu per satu. Dimulai dengan..
TLC Framboos
Sebagai sebuah serum malam yang mengandung AHA/BHA, TLC Framboos ini sangat memuaskan. Setiap dipakai, keesokan harinya wajah saya terasa kenyal dan lembut. Dan saya rasa ini kayaknya yang bikin bekas jerawat jadi memudar deh, bersamaan dengan…
C-Firma
sebagai serum pagi. Berwarna oranye kecokelatan dan bertekstur cair, C-Firma ini punya bau khas, agak-agak gosong gitu. Tapi entah kenapa saya suka baunya. Hasilnya pun nyata. Kadang pas dipake emang ada rasa agak celekit-celekit gitu. Mungkin karena sel kulit mati saya sedang di-eksfoliasi kali ya.
Sebetulnya masih ada beberapa krim, minyak dan serum Drunk Elephant yang saya pakai dan semuanya memuaskan. Resmilah saya drunk in love with Drunk Elephant. Review lengkap per produk akan ditulis kapan-kapan… Kalau inget :p