Saya sering dapat komplain dari teman-teman yang ketemu suami satu atau dua kali. Kata mereka, suami saya pendiam, susah diajak ngobrol, menjawab pertanyaan seadanya dan juga tidak ada interaksi lebih lanjut. Saya sebagai yang sehari-hari berinteraksi dengan dia tentu saja tidak setuju karena yang saya kenal tidak seperti itu. Sampai saya punya ide iseng di suatu Minggu sore: melakukan simulasi percakapan seakan-akan kita baru kenalan.
Latar belakang:
Saya dan suami merupakan dua individu yang baru bertemu di sebuah meeting profesional. Saya bilang ke suami untuk merespon pertanyaan saya sebagaimana dia biasanya merespon pertanyaan orang yang baru dia kenal.
Gimana kelanjutannya? Kurang lebih begini…
Putri: “Hai! Yoga ya?”
Yoga: “Bukan. Mungkin orang di depan kali” *di sini saya nyembur dia buat serius*
Putri: “Kerja di mana?”
Yoga: “IT”
Putri: “Ooo. Di operasional atau programmer?”
Yoga: “Programmer“
Putri: “Udah lama?”
Yoga: “Hehe jawabnya gimana ya, jadi ketahuan tuanya.”
Putri: “Kayaknya kita seumur deh”
Yoga: “Masak sih? Kamu keliatan kayak 28 deh” *ini dia bukan memuji saya, malah sebaliknya.*
Putri: *bingung mo nanya apa lagi. soalnya ditanya apapun kok dia ngga pernah nanya balik. sebal!*
Putri: “Kamu asli mana?”
Yoga: “Jogja”
Putri: “Sering mudik donk?”
Yoga: “Engga”
Putri: “Lebaran besok tapi kamu bakal pulang kampung?”
Yoga: “Pasti”
Putri: “Tinggal di mana?”
Yoga: “Kalibata”
Putri: “Ooo. Kantornya di mana?”
Yoga: “Sudirman.”
Putri: “Wah enak donk, ga jauh kalo ke kantor.”
Yoga: “He eh”
Putri: *speechless soalnya ngga ada niatan dari lawan bicara untuk membuka percakapan dua arah*
Putri: “Habis meeting ini mau makan siang ga?” *ceritanya mo ngajak makan siang bareng*
Yoga: “Engga”
Putri: “Lha? Kenapa?”
Yoga: “Diet”
Putri: “Diet kenapa?”
Yoga: “Lagi ngirit sih”
Putri: *sampai pada kesimpulan bahwa cowok ini kayaknya ngga punya duit. Karena ditanya dia mudik apa engga, jawabnya engga. Diajak makan siang juga ogah, buat ngirit katanya*
Putri: “Oooo…”
Sampai di sini pada akhirnya saya memahami kenapa kok teman-teman saya bilang begitu. Untung aja dulu bukan saya yang menginisiasi pedekate, kalo engga bisa-bisa saya frustasi duluan, hahaha..