
Sendiri aja, Neng? Kek telpon umum
Mahasiswa di Melbourne pada umumnya terdiri dari tiga kategori: penerima beasiswa LPDP, Australia Awards atau YAI alias Yayasan Ayah dan Ibu. Ada juga sih beasiswa kantor kayak beasiswa yang dulu diperoleh suami saya, tapi dikit banget jumlahnya. Australia Awards Scholarship alias AAS termasuk lembaga yang cukup ramah buat penerimanya. Mereka sering ngadain acara jalan-jalan dengan harga tiket yang lumayan murah.
Salah satunya adalah trip kali ini: jalan-jalan ke Wilsons Promontory, sebuah National park yang berjarak kurang lebih 3 jam dari city. Harga tiket untuk peserta non AAS hanya sebesar AUD 36. Dan memang dari dulu saya pengen banget ke Wilsons Promontory atau yang biasa disebut The Prom ini, jadi ya ga heran kalo saya langsung daftar.
Berbekal keripik kentang, seporsi besar nasi goreng asparagus (buat makan siang dan makan malam), chia pudding dan air putih, tentunya, saya pun siap menjelajah bersama AAS family. Bus berangkat dari kampus jam 7.30 pagi dan mendarat di tempat tujuan pertama jam 11.45.
Squeaky beach, pantai yang bagus banget ini disebut squeaky karena dipenuhi kerang-kerangan yang kalo diinjek bunyi renyah kayak kalo kita gigit kerupuk gitu. Di pantai ini banyak banget keluarga dan pasangan muda yang berenang, main pasir, menyelam, atau sekedar telentang menikmati matahari. Saya juga akhirnya cuma tidur-tiduran di atas batu karang dengan pakaian lengkap. Males mau cebur-ceburan di pantai, soalnya pake sepatu keds.
Kenapa pake keds? Karena di tujuan berikutnya kita akan hiking. Pukul 13.20 kami semua harus berkumpul lagi untuk dibawa ke tujuan berikutnya. Di sini ada beberapa track yang bisa dilewati, mulai dari yang sederhana sampai yang aduhai capeknya. Saya pilih yang terakhir: medan sepanjang 3.5 kilometer dengan jalur yang sama sekali ga ada yang rata alias menanjak abis yang terkenal dengan sebutan Mt. Oberon summit walk.
Rasanya hampir tiap ada belokan yang menanjak curam trus saya berhenti dulu. Mungkin saya ada 10 kali berhenti di beberapa titik gara-gara kehabisan nafas.Ā Nyerah jelas bukan opsi, soalnya ini kesempatan terakhir jalan-jalan sebelum sibuk nge-date sama tugas.

Pemandangan ini nih yang saya kejar
Setelah kembali ke Melbourne saya nyaris ngga bisa jalan saking kaku dan pegal di mana-mana. Bahkan sampai kerasa demam segala lho! Untung aja setelah mandi air panas, makan dan minum teh panas lalu tidur trus besoknya jadi baik-baik saja. Dasar memang ngga pernah olahraga!
Mau nyoba ke sini? Boleh, asal dipastikan kondisi badannya fit supaya nggak menggeh-menggeh kayak saya š