Bingung ga kalo pertama kali ketemu orang, tahu-tahu tuh orang nyium pundak kita? Atau si orang itu ditanya apa aja jawabannya selalu “Yes! Yes! Yes!”. Atau orang itu very very touchy, dikit-dikit nepuk lengan, atau nyolek punggung tangan, atau apapun itu.. pokoknya selalu nyentuh kita.
Deskripsi di atas itu adalah salah satu roleplay yang dimainkan dalam mata kuliah Cross-cultural Management & Teamwork, mata kuliah elective yang saya ambil semester ini. Ceritanya ada sebuah kota yang lagi tertimpa musibah: jembatan kota mereka rubuh dan mereka butuh bantuan engineer buat ngebangun lagi.
Seisi kelas dibagi jadi dua: ada yang jadi penduduk kota D dan jadi engineer. Saya kebagian peran jadi penduduk D yang punya kebiasaan yang aneh kayak yang diceritain di awal post ini. Nyentrik khan? Pertama kali ketemu engineer, mereka terbengong-bengong dan ngga tau harus respons apa. Lama-kelamaan trus mereka ketawa, geli sendiri dan beberapa akhirnya ngikut juga njawab “Yes! Yes! Yes!”.
Lesson learned dari aktivitas ini adalah gimana cara kita respon kalau ketemu orang yang kebiasaan dan tata cara berkomunikasinya beda sama kita. Menolak? Bingung? Menerima? Adaptasi pelan-pelan? Atau gimana? Trus kalopun kitanya beradaptasi, sejauh mana mau mengadop kultur mereka?
Menarik khan?
Besoknya, kita masuk kelas lagi dan ngebahas teori-teori yang berkaitan dengan cross-cultural ini. Format mata kuliah ini adalah intensive class: setiap hari Jum’at, Sabtu dan Minggu dari jam 9 pagi sampe jam 16.30. Buat yang bekas kuli kantoran mah jam yang kayak gini ngga ada apa-apanya ya. I thought so, but no.. Totally wrong! In the end of the day I felt exhausted. Mungkin karena sepanjang hari harus fokus, ngomong, berpartisipasi, otak dipaksa kerja terus-terusan… Jadi setiap habis kelas rasanya badan kayak habis digebukin.
Balik lagi ke soal mata kuliah, materi yang diajarin menarik banget. Kurang lebih materinya soal globalisasi, culture, how to communicate and resolve problem, negosiasi, kolaborasi dan meeting. Trus juga assignment-nya mengenai kasus nyata trus kita disuruh menganalisa berdasarkan teori dan pengalaman yang pernah didapat selama kerja atau kuliah.
Untung aja kelas ini cuma terdiri dari 12 sesi di mana sehari ada 2 sesi: sesi pagi dan sesi siang. Total waktu yang dibutuhkan untuk 12 sesi itu sekitar dua pekan. Walopun cuma dua minggu, tugas-tugas berikutnya cukup banyak dan ngabisin waktu. Tapi paling enggak saya sekarang lega, cuma tersisa tiga kelas lagi semester ini. Yess!!