Critical Eleven – Ika Natassa

Saya ketipu abis. Not in a good way. Dilihat dari sampul, sisipan pembatas buku dan cuplikan cerita di sampul belakang buku, saya kira buku ini berisi tentang dunia penerbangan atau paling ngga tentang perjalanan. Setelah dibaca sampai habis ternyata intinya tentang suami istri yang sedang berselisih.

Sudah dari dulu saya penasaran banget dengan buku ini. Bolak-balik ke toko buku, saya timang dan timbang.. Beli ga ya.. Beli ga ya.. yang pada akhirnya berujung ga saya beli sih. Keputusan yang saya syukuri karena pas perjalanan bareng Dita dari Jakarta ke Melbourne kemarin ternyata Dita bawa buku ini! Lumayaan, bisa baca gratisan dan hemat 8 dolaran.

Cerita dibuka dengan.. Aduh, saya bahkan lupa bagian awalnya tuh gimana. Pokoknya alur maju mundur, dengan sudut pandang dari dua tokoh utamanya: Anya dan Ale. Keliatan jelas kok yang mana pikiran Anya dan gumaman Ale, bahasanya aja udah beda. Di beberapa bagian ada selipan-selipan panas khas suami istri, ga berlebihan tapi menurut saya agak bikin risi sih. Makin ke tengah buku, suasana makin panas dengan konflik. Panas beneran kalo yang ini mah, soalnya mulai debat, berantem dan sebagainya.

Trus cerita selanjutnya gimana? Nah kalo soal ini udah banyak review yang beredar, jadi kalo penasaran bisa cek salah satu review di sini.

Saya baca buku ini di tengah perjalanan dari Singapore ke Melbourne, rasanya kayak ga mau kalah sama Ale dan Anya kok sama-sama mengambil lokasi di pesawat. Bedanya mereka terbang dari Jakarta ke Sydney, sementara saya ke Melbourne.. Beda tipis lah ya. Saking kurang menariknya buku ini, saya hanya membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 1,5 jam. Begitu buku ditutup saya merasa capek. Capek karena berkali-kali mengernyit dan mikir apa hubungan antara satu kejadian dengan kejadian yang lain.

Selain itu ada satu hal yang janggal banget. Apa itu? Tak lain dan tak bukan, nama Aldebaran Risjad (nama lengkap Ale) dan Tanya Baskoro (nama lengkap Anya) yang bolak-balik disebutkan lengkap-lengkap. Saya bahkan sempat iseng menghitung dalam satu halaman ada berapa Aldebaran Risjad disebut, yang hasilnya lebih dari tiga kali. Itu satu halaman doank lho!  Well, saya ngga tahu ya dengan pasangan suami istri yang lain. Tapi yang jelas saya dan suami ngga pernah saling memanggil atau memikirkan satu sama lain dengan nama panjang. Nama lengkap mah dipake kalo akad nikah aja, habis nikah ngapain nyebut namanya panjang-panjang?

Seperti pada umumnya buku Ika yang lain, beragam merek, harga dan lokasi bergengsi dunia bertaburan di mana-mana. I’m familiar with New York City spots, but instead of making me recalling a fond memory and wishing I could recapture the moment, those details bore me!! I was like.. What is this all about?

I don’t know.. Maybe this book is not my cup of tea. 

19 Responses to “Critical Eleven – Ika Natassa”

  1. Hahahah. Emang bukunya itu kayaknya seragam. Banker. Pasangan. Sering travelling. High class lifestyle.

  2. Aku stop baca tulisan Ika setelah Antologi Rasa. Pertama baca bukunya yang judulnya ada wedding nya. Soalnya setelah dibaca2, latar belakang tulisannya hampir sama : bankir, high calss dll. Dan aku ga dapat gregetnya, cenderung bosan. Masalah selera sih ya soalnya.

  3. Ika Natassa isn’t my cup of tea. Parade merk2 not my cup of tea either. Kagak ngarti, cynnnn

  4. buku ini awalnya emang bosen tapi lama2 gua suka sih.
    gara2 buku ini gua jadi beli buku2 ika natassa yang lain dan yang ada isinya sama semua. jadi bosen abis. hahaha.

  5. Panggil nama lengkap artinya ada masalah kalau kami hahaha

  6. okaay untung ga jadi beli pas ke toko buku kemarin. Hmm soalnya nangkring melulu di deretan buku laris. Pertama, saya suka judulnya yang mind catchy. Kedua karena suka cover bukunya, halah beneran judge the book by the cover hihihi. Terakhir karena mau difilm kan…

    Pas baca review di mari yang menyebut bankers, branded, high class, endebray, endebrooy, endabrus.. maka saya bisa mati bosan membacanya. Hidup sudah penuh dengan drama, ga usah ditambahin dengan drama-drama tambahan hihi..

    salam…

  7. Aku ga sukaaaaaa 😂, tapi baca semua lho buku dia. Lebih ke karena: ada buku nganggur dan butuh bacaan. Buku yang terakhir malah kecewa krn kayaknya kurang survey pas bikin 😂

  8. Abis baca review ini kok aku setuju, bhahaha. Aku sih bacanya malah ngantuk kak (dan akhirnya nggak kelar baca sampai sekarang). Aku sih dipanggil pake nama lengkap kalo pacar aku lagi geregetan kesel 😀

  9. Nggak pernah baca bukunya ga suka chicklit..tapi dulu pernah tegur2an di twitter ternyata doski penulis buku ini.

Trackbacks

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: