Kalau Tahun Baru 2013 dulu saya habiskan dengan menunggu ball drop di New York City lalu tahun 2014 di Los Angeles, kali ini saya dan suami kencan di.. Sydney! Konon kabarnya kembang api Sydney itu spektakuler dengan beragam pilihan tempat nonton, belum lagi kalau berhasil dapat background Opera House.. Wah!
Dengan iming-iming ini itu dari website Sydney New Year Eve, ditambah lagi kebetulan saya belum pernah ke Sydney akhirnya saya dan suami putuskan untuk tahun baruan di Sydney. Saya berangkat dari Melbourne tanggal 31 Desember pagi sementara suami berangkat tanggal 30 malam. Dua-duanya sampai tanggal 31 pagi, tapi suami tiba lebih siang. Berhubung sampai duluan, saya langsung ambil kereta menuju Sydney Central. Bayangan saya yang namanya Sydney Central itu sama seperti Melbourne Central yang rame dan banyak kafe-kafe lucu. Ternyata salah besar… Sydney Central ga ada apa-apa doonk.
Bete, saya naik kereta lagi menuju Circular Quay. Nah di sini deh baru rame, banyak pilihan makanan dan coffee shop. Suami yang sudah terlanjur turun di Central juga heran melihat Sydney Central yang beda banget dengan Melbourne Central. Dia akhirnya nyusul ke Circular Quay juga.
Mulai deh petualangan hari pertama..
Day 1
Kami termasuk nekat sih sebenernya. Rencana mau nonton kembang api eh malah ga bawa persiapan makanan kek, air putih kek, permen atau kuaci kek. Blas ga ada. Kalah sama bule sebelah yang bawa kotak pendingin berisi bir.. Walopun kemudian birnya terpaksa dibuang sih karena ngga boleh bawa bir ke dalam.
Singkat cerita, di dalam area lokasi tujuan saya dan suami hepi-hepi aja kok. Jam 9 malam kembang api family mulai.. Wuah seru!
Habis kembang api jam 9, kami duduk manis nunggu kembang api jam 12 yang ternyata.. Keren abis! Please note.. below picture doesn’t do it justice.
Day 2
Berhubung baru tidur jam 4 pagi, hari ini kami bangun siang. Belum lagi cuaca mendung yang bawaannya bikin gloomy. Kami sih tetep (lagi-lagi) nekat buat jalan. Jadwal hari itu disusun on the spot: Sydney Opera House, Bondi Beach dan balik lagi buat memotret Sydney Opera House di malam hari.
Ini juga agak mengecewakan soalnya Opera House walaupun cantik tapi ya udah begitu aja. Kita clueless habis itu mau ngapain lagi. Bondi beach juga so so aja. Saya justru lebih menikmati jalan kaki menyusuri pedestal walk Bondi beach-Coogee beach. Kalo di pantainya sendiri.. Ya gitu deh.
Day 3
Hari ini kita sewa mobil, perginya bertiga dengan teman dari Indonesia yang kenalan di Syracuse. Jauh ya kenalannya, hahaha. Si teman ini, Tari, dulu juga sering jalan bareng saya dan suami di Amerika. Jadwal kami hari itu menuju Blue Mountains untuk menonton pertunjukan Aborigin di Waradah Aboriginal Culture dan main-main di Blue Mountains. Ini ternyata mengecewakan juga, hahahaha.. Liburan kali ini banyak zzzzz-nya deh. Yang bikin hepi pada akhirnya ya cuma ketemu suami. Kalo yang ini sih sudah pasti selalu hepi.
Kenapa saya kecewa, karena Blue Mountains yang digadang-gadang terlihat keren banget itu ternyata masih kalah cantik sama Ngarai Sianok. Belum lagi karena libur panjang jadi penuh banget. Mau ngapa-ngapain antri, di mana-mana penuh orang.
Day 4
Hari ini saya jalan sendiri karena suami sudah pulang ke Jakarta. Acaranya: St. Mary Cathedral, Art Gallery of NSW, Royal Botanic Garden Sydney, Queen Victoria Building dan sekitaran city. Setelah mengantar suami ke bandara, saya lanjut naik kereta dan turun di stasiun Town Hall lalu muter-muter sendiri di sekitarnya. Satu-satunya yang berkesan buat saya adalah kedai kopi pinggir jalan yang terletak di Martin Place.
St. Mary Cathedral bagus buanget, sayang di bagian depan Cathedral sedang ada pembangunan jalan jadi kalau difoto justru tidak kelihatan bagus.
Setelah dari city, awalnya saya berencana mau jalan-jalan ke University of Sydney dan UNSW tapi trus tiba-tiba malas, hahahaha. Jadinya cuma main ke USyd yang Darlington campus saja. Itupun saya cuma tengak-tengok lalu balik lagi ke city. Nafsu jalan-jalan lenyap 😀
Queen Victoria Building lumayan lah. Ini bangunan lama yang sangat terawat tapi interiornya mengingatkan saya pada Plaza Senayan jadi rasanya kurang istimewa. Bangunan lain di dekat QVB, Sydney Town Hall, saat itu sedang ada pembangunan jalan di bagian depannya jadi agak sulit mendapatkan foto gedung yang bagus.
Setelah jalan-jalan sendiri hampir seharian, ternyata saya masih jauh lebih suka pemandangan di Melbourne. Royal Botanic Garden Sydney walaupun bagus tapi masih kalah nyaman dan indah dibanding Royal Botanic Gardens Melbourne. Kalau di Melbourne saya senang tidur-tiduran di pinggir danaunya karena banyak pohon jadi teduh dan angin tetap sepoi-sepoi sementara pinggir Main Pond Sydney kebanyakan hanya bangku-bangku, jarang ada pohon sehingga cenderung panas.
Untuk transportasi, lagi-lagi saya lebih suka Melbourne. Bukan apa-apa, di Melbourne khan transportasi utamanya menggunakan tram yang akan berhenti di setiap halte. Moda transport utama Sydney adalah bus yang belum tentu berhenti di setiap halte. Buat pengunjung yang tidak familiar dengan halte bus, apalagi yang suka nyasar seperti saya, hal ini membingungkan. Oya, tarif transportasi umum di Sydney cenderung lebih mahal dari Melbourne.
Setelah jalan-jalan ke sana kemari, sisa hari ke-4 saya habiskan dengan duduk-duduk menunggu jam 7 sore di Hyde Park sambil minum segelas flat white dari Workshop Espresso. Tepat jam 7, Firefly bus yang saya tumpangi berangkat dari Sydney Central menuju Melbourne. Bye Sydney!