Tentang (di)Jodoh(in)

Tujuh tahun yang lalu, waktu sedang galau-galaunya, ada beberapa teman yang berbaik hati ‘memperkenalkan’ saya dengan yang menurut mereka cocok untuk saya.

  1. Kandidat nomor 1. Sebut saja X. Dikenalkan oleh teman kantor yang duduknya berhadapan dengan saya. Orang yang mau dikenalkan ini kebetulan badannya tinggi, makanya dianggap sesuai untuk saya. Setelah kenalan melalui media sosial, kami sempat janjian ketemu makan malam. Mungkin karena bukan jodoh, jadi setelah pertemuan itu ya biasa saja.
  2. Kandidat nomor 2. Kita beri nama dia Z. Z ini adalah kakak kelas teman kantor saya. Kerja sebagai staf IT di sebuah bank swasta, jadi menurut si teman mungkin cocok karena pembicaraan akan bisa nyambung. Lagi-lagi janjian ketemu di Plaza Senayan untuk  makan malam yang pada akhirnya juga tidak berlanjut karena  belum jodoh.
  3. Kandidat ketiga. Namanya Y. Dicoba dijodohkan kepada saya oleh teman kantor yang lain lagi karena orangnya baik. Saya tolak dengan alasan dia pendiam, tidak ramah, menakutkan, tidak asyik diajak ngobrol, anti sosial, kalau disapa tidak pernah menanggapi, tidak punya ekspresi dan sederet alasan lain. “Nggak mau! Orangnya ga asik. Pendiem trus ngga pernah keliatan ada ekspresinya. Ntar mau ngobrol apa sama dia?”

Di luar dugaan, Y yang tidak tahu-menahu soal ide iseng perjodohan ini entah kenapa bergerak sendiri untuk mendekati saya. Anehnya, sewaktu didekati kok ya ternyata malah saya merasa Y ini justru asyik dan enak untuk jadi teman ngobrol. Kebetulan kriteria utama saya untuk pasangan memang hanya dua: pintar dan lucu. Dan dua-duanya terpenuhi.

Pada akhirnya ya kemudian saya malah jadi dengan yang namanya Y ini. Hmm..Mungkin ini yang namanya kualat ya. Habis dulu saya menolaknya terlalu bersemangat sih!

marriage20is20finding20that20special20someone20you20want20to20annoy20for20the20rest20of20your20life_zpsswxmclxj

Note: saya rasa quote yang paling cocok untuk menggambarkan pernikahan ya quote di gambar di atas itu. Menikah buat apa sih? Buat saling isengin dan menjahili satu sama lain seumur hidup! Hahahaha…

15 Comments to “Tentang (di)Jodoh(in)”

  1. Wah menarik nih…. Hmm, bisa jadi pelajaran buat saya juga.
    Saat ini lagi kenal juga sih sama seseorang yang pintar lagi lucu. Membuat saya ketawa mulu kalau ketemuan atau chat. Tapi belum tahu, mau serius lebih dari teman atau sekedar jadi teman saja. Jadi teman juga nggak rugi, karena kalau ngobrol sama dia, dia ngoreksi grammar saya kalau ada yang salah. 😀

  2. Jodoh gak kemana ya Ning hehe

  3. Muhahahahak sdh kuduga jadinya pasti sama si terakhir 😉

  4. Akhirnya merrid nya sama sapa mak?

  5. hihihi….udah nolak trus ternyata malah jadian, sering terjadi sih kayaknya ya

  6. alhamdulillah rajin cuci piring di apartmen tidak masuk hitungan, jadi suamimu aman… XD

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: