Saya belum menemukan padanan kata yang artinya semanis ‘dancing and happiness‘. ‘Menari untuk bahagia’? Atau ‘Temukan bahagia dengan menari’? Kok kedengarannya malah wagu, bukan bahasa saya sama sekali. Ah sudahlah, toh itu juga hanya judul.
Saya kenal tari sejak usia 6 tahun, dikenalkan oleh orang tua saya pada tari Pendet dan tari Serimpi. Jangan tanya sekarang, sudah lupa semua karena saya dulu malas latihan. Sekarang saya malah agak menyesal kenapa waktu kecil ogah-ogahan diantar ke sanggar tari.
Fast forward ke 28 tahun kemudian, ternyata di kantor ada klub menari. Iseng-iseng saya daftar dan latihan. Ternyata saya suka! Sempat belajar tari Lenggang Nyai dan tari Enggang, saya keburu pindah ke Melbourne. Saya bersyukur sekali memilih kota ini, karena ternyata di sini ada Bhinneka, sanggar tari Indonesia. Melalui Bhinneka saya bisa belajar tari Saman, bahkan saya sudah ikut dua kali tampil di bulan ketiga saya di sini.
Menari, berdasarkan pengalaman pribadi saya memang membuat senang. Tapi bukan berarti menari tidak melelahkan lho, justru sebaliknya. Setiap habis latihan tari rasanya lapar, bahkan di awal-awal latihan rasanya badan seperti mau rontok dan susah berjalan. Belum lagi memar-memar di paha, lutut dan beberapa bagian tubuh lain. Semua capek dan lelah itu terbayar saat tampil, terutama melihat respon penonton yang antusias dan terhibur melihat penampilan kita.
Berdasarkan hasil penelitian di beberapa negara katanya menari itu memang berkaitan erat dengan happiness karena bagus untuk interaksi sosial, latihan konsentrasi dan juga meningkatkan percaya diri, terutama setelah kita menguasai gerakan baru. Pada dasarnya semua aktivitas fisik mulai dari olahraga ringan, lari sampai dengan balet merangsang tubuh untuk menghasilkan endorphin, hormon yang membuat kita senang, bahagia dan bahkan bisa membuat lupa akan rasa sakit.
Menurut artikel yang saya baca sih, any dances will do, jadi sebenarnya jangan ragu untuk mulai menggerakkan badan sekedar ikut irama lagu. Toh yang penting badan goyang, hati pun senang, iya khan?
Reference: