Archive for June, 2016

June 27, 2016

Last Day

d3c28d59-8eda-4c18-86da-b7e2bd9b5297_zpskrb8rf3z

Wuaa.. Akhirnya saya mengalami last day yang ketiga kalinya dalam 11 tahun ini di hari Jum’at, 24 Juni lalu. Rasanya? Excited banget. Apalagi di hari terakhir kelimpahan banyak bingkisan yang begitu dibuka isinya bikin hepi.

Pagi-pagi bos saya menyerahkan goodie bag sambil bilang “Lu pasti suka deh sama ini, Put! Buka sekarang!”

ea9fa113-5161-4d34-ba05-85d0fb74e14d_zps6npjaymb

Semua anggota team saya lengkap digambar dalam kartun ini. Tulisannya: ‘happy for you but a little bit sad too.’

Menjelang waktu berbuka puasa makin banyak yang berkumpul di area kerja saya dengan bungkusan-bungkusan lain. Belum sah donk kalau belum foto-foto. Ini dia salah satu hasil jepretan yang saya suka. Kata salah seorang teman:

“Ci Putri keliatan girang sekali di foto ini.”

Teman yang lain berkomentar:

“Iya. Nyebelin”

Wkwkwkwk.. Khan memang semua akan (p)indah pada waktunya, ya ngga?

9c31e7f5-16c2-475b-94ce-2f970281958f_zpsoh03gfyn

Kalau yang ini salah satu user saya yang paling cerewet, paling dodol, paling banyak mintanya, paling banyak revisi business requirement, paling nuntut ini dan itu, paling ribet, paling komplain kenapa saya pergi di tengah project tapi juga paling baik dan perhatian. Dia juga suka protes sewaktu tahu saya akan submit surat pengunduran diri.

“Aku ngga suka liat senyummu belakangan ini, Put. Ngga seneng pokoknya.”

222f5ce4-6c85-499e-a6ff-e2acbefecbe6_zpsfao20lqq

Malam itu, saat membongkar satu per satu bingkisan dari teman-teman dan membaca kartu-kartunya, mulai deh baper. Sayang isi kartunya sangat personal jadi nggak bisa ditulis di sini buat kenang-kenangan.

Bayangkan, ada yang sengaja membuatkan gantungan kunci berupa boneka kelinci lengkap dengan inisial huruf P di dadanya.

“Ini kelinci, Put! Si kelincinya mau sekolah, makanya dia bawa tas, hihihi.”

Trus ada yang bela-belain muter toko mas di ITC Kuningan demi mencari liontin kalung dengan inisial P. Belum lagi tumbler lucu, mukena, large pouch motif batik dan yang paling tak terduga adalah: Dowa Bag! Ini tas Dowa pertama saya. Setelah sering membaca review tentang tas ini berseliweran di media sosial, akhirnya saya punya juga, hahahaha!

 99742275-c49e-4ef7-b665-1fd79078faf3_zpsvgziyjxr

Terlalu banyak cerita, suka dan duka. Senang, lucu, bikin mengernyit, marah, sedih dan semuanya di kantor ini. Ah, sudut ini akan selalu saya kenang.

84cf53f6-10df-4af5-ac27-b2e294749e52_zpsdunsugua

June 19, 2016

Nyaris Ditipu

Sore ini saya nyaris jadi korban penipuan yang Alhamdulillah gagal gara-gara cumi telur asin. Tak tanggung-tanggung, kejadiannya terjadi di mall apartemen saya sendiri, Kalibata City. Jadi ceritanya saya berencana membeli makanan untuk buka puasa sekaligus ke ATM. Suami akan menyusul saya di lokasi, setelah menyelesaikan urusannya terlebih dahulu.

Saya berjalan terburu-buru dengan deretan menu di dalam benak mulai dari tumis buncis, cumi telur asin sampai dengan kopi… tiba-tiba saya dicegat seorang pria yang bertanya. Sebut saja A.

A: “Maaf, Mbak.. Kalau dari sini mau ke Senayan City naik apa ya?” Waduh, sial. Udah  jam 5 lebih .. Udah keburu pengen pesen cumi telur asin nih. Mudah-mudahan si Mas ini nggak lama-lama nanyanya.

Saya: “Senayan City?” Kenapa dia pengen ke Senayan City yak?

A: “Iya, ini Kalibata City khan ya? Saya mau mencari patung puda (ini kalo saya tidak salah dengar). Maaf, agama Mbak Islam khan ya?” Nah lho, saya mulai tidak senang kalau ada yang membawa-bawa agama. 

Saya: “Iya saya muslim. Memang kenapa?” Saya yakin muka saya jelek banget pas nanya pertanyaan ini. Antara tidak senang, mikirin naik apa dari Kalibata ke Senayan City sampai pengen buru-buru beli makanan.

A: “Assalamualaikum, Mbak. Saya dari Pekanbaru. Mau ke daerah Senayan tapi tidak tahu jalan. Maaf kalau saya mengganggu. Saya bukan orang sini soalnya. Saya dengar di sana ada patung puda. Mbak muslim khan ya? Tahu patung puda? Itu untuk bla bla bla” Saya ngga denger pasti dia ngomong apa dan saya terlalu malas bwt mengkonfirmasi ulang perkataannya. Yang ada di benak saya cuma: lu sebenernya mo ngomong apaan sih. cepetan dikit napa! Mungkin muka saya waktu dia ngoceh itu sudah mulai aneh karena terbengong-bengong nggak tahu harus respon apa.

Saya: “Ah, kalo mau ke Senayan City naik KRL aja! Turun di stasiun Sudirman lalu lanjut busway.” Gantian muka orang itu jadi agak aneh, ngga nyangka saya masih menjawab pertanyaan awal dia tentang cara ke Senayan City.

A: “Mbak bisa tolong tanyakan? Saya bukan orang sini soalnya. Takut salah.. Atau bisa kita tanya ke bapak ini” Dia sambil menyapa seorang bapak yang lewat di dekat kami, sebut saja B.

B: “Gimana, Mas?” Saya terus terang agak lega ada si orang ini. Biar si B aja yang meladeni A. Saya pusing.

A: “Gini, pak. Bapak agamanya apa?” lagi-lagi bawa agama. What the f*ck!

B: “Saya muslim, Mas. Ada yang bisa saya bantu? Sesama muslim kita harus saling membantu, apalagi bulan puasa gini. Ya nggak, Mbak?” Saya masih bengong dan bingung berusaha mencerna apa yang sedang terjadi

Saya: “Iya”

A: “Saya dari Pekanbaru, kakek baru meninggal. Ada peninggalan benda bla bla bla mau saya kembalikan.” Lagi-lagi saya ngga dengar apa nama bendanya.

B: “Oh kalau benda itu bisa dibawa ke museum aja! Di sini ada museum Fatahillah, tapi sekarang ini sudah tutup, Mas.”

A: “Assalamualaikum… Kalau begitu saya bawa ke sana ya. Tapi ke sana naik apa ya” Saya mikir ni orang beneran muslim apa nggak sih. Penempatan Assalamualaikum aja nggak bener.

A: “Atau bisa dibawa ke tempat lain ya. Benda ini bla bla bla” Ziiiink.. maafkan pendengaran saya yang kurang fokus pada omongan dia. Intinya benda ini sakti dan suci gitu lah.

B: “Subhanallah! Itu khan benda yang sangat penting! Peninggalan kerajaan! Iya ga, Mbak? Mungkin bisa juga dibawa ke Dinas Pariwisata, Mas. Kalau ke sana saya bisa anterin” Ajegile, udahlah tadi Senayan, trus Museum Fatahillah, sekarang dia mo ke Dinas Pariwisata! Wah jalan-jalan dulu kita! Tapi saya dengan polos masih berpikiran untung ada Bapak B, jadi bisa nganterin si Mas A ini. Sampai sini sumpah saya masih belum berprasangka macam-macam.

trus B menyambung:

B: “Mas bawa bendanya sekarang? Ada surat keterangannya? Bisa saya lihat nggak?” Bagus nih, biar Bapak B aja yang handle urusan Mas A, batin saya masih dengan lugunya.

A: “Assalamualaikum.. Saya nggak bawa suratnya, Pak. Dann.. ini sebenarnya benda suci, Pak. Saya takut kalau dilihat sembarang orang. Mbak ini ikut saja biar kita periksa sama-sama.” Eeeeeeh tidak bisa!! Suami saya bentar lagi udah mau nyusul dan kita udah mau buka bareng. Masnya tau ngga sih dalam seminggu ini saya dan suami cuma bisa buka bareng selama 2 hari pas weekend doank! Lagian, saya juga belum beli cuminyaaaa!!! Kesel sekalian curcol.

Saya: “Wah sori, Mas! Saya nggak mau ikut-ikut! Lagian saya buru-buru banget sekarang. Sori ya!” Saya langsung beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari Mas A dan Bapak B. Siap menyambut cumi idaman.

===================

Sesaat setelah buka puasa, saya penasaran goggling dengan kata kunci ‘modus penipuan mengembalikan benda bersejarah’ dan menemukan postingan di Kaskus dan Blogspot mengenai hal ini. Di sini saya bersyukur banget karena berhasil melepaskan diri dari orang-orang nggak bener semacam mereka.

June 8, 2016

Last Anniversary – Liane Moriarty

51p732bu9aul-_sx329_bo1204203200_

Cerita diawali dengan keterkejutan Sophie Honeywell mendapatkan warisan tak terduga dari kerabat dekat mantan pacarnya. Warisannya bukan sembarangan, sebuah rumah! Rumahnya pun berlokasi di sebuah pulau eksotik, dengan pemandangan indah dan sekaligus misteri di dalamnya.

Thomas Gordon, sang mantan pacar, adalah bagian dari misteri keluarga Munro Baby. Konon berpuluh-puluh tahun lalu pasangan suami istri Jack dan Alice Munro menghilang begitu saja meninggalkan putri tunggal mereka yang masih bayi. Keduanya tak pernah ditemukan, raib ditelan bumi.

Enigma sang bayi (yang saat ini sudah menjadi nenek) akhirnya diasuh oleh kakak-beradik Connie dan Rose Doughty. Thomas Gordon adalah cucu si Grandma Enigma. Sementara kerabat yang meninggalkan warisan rumah adalah Auntie Connie, si kakak yang menemukan Enigma.

Bumbu ceritanya unik dan menarik minat saya untuk terus membaca. Lha wong sejak awal sudah diceritakan bagaimana Sophie secara ironis minta putus di hari yang sama dengan Thomas akan melamarnya. Lamarannya romantis, pula. Thomas sudah memesan tiket liburan, cincin tunangan, kamar hotel romantis dan kongkalingkong dengan bos, teman-teman dan keluarga Sophie untuk mewujudkan lamaran yang tak terlupakan.

Semua itu kandas saat Sophie bilang “I’ve got to tell you something.” Dan dibalas oleh Thomas “Me tooo!! But you go first!”. Aduh itu rasanya gimana itu ya. Awkward bin nyesek bin malu bin sedih dan rasanya ingin menghilang dari dunia bagai asap.

Trus trus.. hubungannya apa antara Last Anniversary dengan Sophie Honeywell? Lebih seru kalau dibaca langsung sih. Ceritanya lucu, menarik dan bikin penasaran. Oya, ini sekaligus jadi tick off buku yang saya beli di Big Bad Wolf kemarin. Yay! Akhirnya berhasil menyelesaikan satu buku 😀

Tags: