Di kantor saya ada ekskul. Iya, ekstra kurikuler yang seperti di sekolah atau kampus itu. Setiap Senin malam ada jogging malam bersama. Selasa waktunya aerobik. Hari Rabu khusus untuk menari tradisional. Kamis diisi dengan aikido. Jumat untuk penggemar yoga.
Semua kegiatan tersebut mengambil instruktur dari luar kantor yang datang dan dibayar dari entahlah saya tidak tahu, hahahaha. Pokoknya peserta tahu beres, tinggal datang ke lantai serbaguna dan latihan. Gratis. Saya sendiri mengambil ekskul tari dan yoga. Mumpung tidak perlu biaya tambahan dan tak perlu effort tambahan khan. Habis Maghrib bisa latihan sekalian menunggu macet mereda.
Lantai serbaguna yang didayagunakan untuk kegiatan ekskul itu merupakan lantai campur aduk. Ada meja biliar, meja foosball, catur, komputer playstation, ruang karaoke sampai dengan ruang band. Sayangnya area kosong yang bisa dipakai menari digabung jadi satu dengan meja biliar dan kawan-kawan itu. Jadi setiap latihan nari kami selalu menjadi pusat perhatian para pebiliar itu. Apa boleh buat, biasanya kami dengan cueknya tetap menari, hehehe.
Pelatih tari di kantor saya merupakan penari yang sudah keliling dunia untuk ikut menari di sana-sini. Dia yang memilih tari apa yang akan diajarkan. Tari pertama adalah Lenggang Nyai dari Betawi karena konon katanya termasuk paling mudah. Hmmm.. Paling mudah menurut dia ternyata. Saya sampai ngos-ngosan tiap menyelesaikan satu kali latihan. Gerakannya termasuk heboh dan saya rasa bisa dimasukkan dalam kategori mild cardio dance :D.
Nah ternyata klub tari saya di-order untuk manggung di salah satu acara kantor. Jadilah tanggal 20 April lalu saya tampil menari untuk pertama kalinya. Audience-nya hanya orang kantor perwakilan dari cabang selindo (seluruh Indonesia) sih jadi tidak terlalu membuat nervous.
Senang? Jelas senang karena akhirnya berhasil tampil menari setelah gagal tampil menari Saman waktu penutupan PK akhir Januari lalu. Hiks, sedihnya masih terasa sampai sekarang.