Archive for May, 2016

May 8, 2016

Enam Buku dari Big Bad Wolf Books 2016

601b22d4-cca6-4265-b8f1-e54c0c038172_zpsbm5kknfa

Sekali-kali ikut nulis sesuatu yang kekinian ah, apalagi topiknya tentang favorit saya, yaitu buku. Walaupun sebelumnya sudah tahu ada event ini, saya masih belum tergerak untuk ikut berburu. Sampai suatu hari sebelum long weekend ada teman yang men-tag di Facebook dan bilang kalau buku yang tersedia cukup beragam.

Masih belum cukup alasan untuk jauh-jauh ke BSD, saya cek hasil jarahan orang-orang di Instagram dengan hashtag tertentu. Kebetulan saya punya banyak buku incaran mulai dari the Rosie Project, Eleanor and Park, buku apapun dari Liane Moriarty dan David Brooks. Eh ternyata di Instagram ada yang posting Eleanor and Park! Jadilah saya menyeret suami untuk mengantar ke ICE di BSD.

Hasil perburuan saya tidak terlalu menggembirakan, walaupun tidak bisa dibilang mengecewakan juga sih. Ini dia buku yang berhasil saya dapat:

  1. The Silent Wife karya A. S.A Harrison. Buku ini selalu muncul tiap saya mengecek Amazon kindle, Goodreads atau iBooks. Menurut ketiga aplikasi itu saya pasti suka buku ini karena saya suka Gillian Flynn, Paula Hawkins, S. J. Watson dan Liane Moriarty. Oks, bungkus!
  2. The Last Anniversary dari Liane Moriarty. Ini salah satu pengarang favorit saya. Novel-novelnya lucu dan unik. Saya jatuh cinta pada Liane sejak iseng membeli Big Little Lies.
  3. Kristin Hannah Collection. Kumpulan cerpen dari pengarang The Nightingale, saya ngga tahan godaan dari pengarang ini. Walaupun belum selesai baca best seller novelnya, saya suka alur dan cara pembawaan Kristin Hannah.
  4. Hooked. Non fiksi garapan Nir Eyal. Dulu saya pernah lihat bule asyik baca buku ini di Starbucks Oakwood. Warna sampulnya yang mencolok dan judul yang singkat sukses membuat saya penasaran.
  5. Extra Ordinary. Facts from the Everyday to the Exceptional. Semacam buku pintar bergambar warna-warni yang ditemukan suami saya saat antri bayar. Buku ini menarik minat orang di belakang saya yang lalu bertanya “Mas, dapat buku itu di mana?”  51d3a1af-574c-4566-8f18-6bd3f3d87fef_zpslwpdjjy4
  6. A Midsummer Night’s Dream & Other Classic Tales of the Plays by Shakespeare. Gambar-gambar di buku ini menarik dan lucu.

Nominal yang saya habiskan untuk buku-buku itu tidak sampai 400 ribu rupiah! Lumayan banget, khan 😀

Tags:
May 5, 2016

Visa Student & Visa Turis Australia

Sekali apply, dua jenis visa sekaligus kami proses. Student visa untuk saya dan tourist visa untuk suami. Kenapa nggak pakai dependent visa untuk suami, khan suami juga bisa ditanggung oleh LPDP? Karena untuk apply dependent visa, ada asuransi yang harus dibayar dan jumlahnya ngga sedikit. Bisa ribuan dolar lho selisih antara asuransi single dengan family.

Proses aplikasi visa Australia relatif mudah, apalagi dibandingkan dengan aplikasi visa Amerika ataupun Schengen. Sama sekali tidak perlu wawancara! Berikut ini berkas yang harus disiapkan.

Student Visa (untuk awardee LPDP)

  1. Form 157A yang bisa di-download di website. Sebelumnya jangan lupa diisi, kalau ada bagian yang tidak tahu, kosongkan saja
  2. Paspor asli (hanya ditunjukkan saja, tidak diambil)
  3. Fotokopi semua halaman paspor yang ada isinya, mulai dari data diri, visa, stempel imigrasi, alamat sampai dengan bukti pernah lapor diri di kedutaan Indonesia di luar negeri
  4. Fotokopi akte kelahiran
  5. Fotokopi ijasah dan transkrip S1
  6. Fotokopi KTP & Kartu Keluarga
  7. LoA (Letter of Acceptance)
  8. CoE (Confirmation of Enrolment)
  9. Letter of Sponsorship dari LPDP
  10. Letter of Guarantee dari LPDP
  11. Foto ukuran foto paspor
  12. Fotokopi buku nikah
  13. Fotokopi sertifikat IELTS atau TOEFL iBT
  14. Uang tunai 6 juta rupiah

Karena saya mengajukan visa sendiri, tanpa suami sebagai dependent, ternyata  detail mengenai suami justru tidak dibutuhkan sama sekali. Padahal saya sudah menyiapkan dokumen suami secara lengkap mulai dari akte kelahiran, slip gaji, KTP dan KK. Ya sudah, disimpan saja untuk apply tourist visa.

Tourist Visa 

  1. Form 1419 yang bisa di-download di website. Diisi juga ya
  2. Paspor asli (hanya ditunjukkan saja, tidak diambil)
  3. Fotokopi semua halaman paspor yang ada isinya, mulai dari data diri, visa, stempel imigrasi, alamat sampai dengan bukti pernah lapor diri di kedutaan Indonesia di luar negeri
  4. Fotokopi akte kelahiran
  5. Surat keterangan bekerja yang ditandatangani atasan
  6. Fotokopi KTP & Kartu Keluarga
  7. Slip gaji (kami siapkan 2 bulan terakhir)
  8. Capture screen internet banking yang menunjukkan mutasi dan saldo akhir di bulan berjalan. Saya terlalu malas dan tidak punya waktu untuk datang langsung ke bank dan meminta rekening koran, hehehe
  9. SPT Pajak tahun 2015. Ini sebenarnya tidak diminta, tapi saya sertakan saja untuk menunjukkan bahwa suami punya penghasilan tetap di Indonesia
  10. CoE (Confirmation of Enrolment) saya untuk membuktikan bahwa suami akan mengunjungi saya sebagai student
  11. Foto ukuran foto paspor
  12. Fotokopi buku nikah
  13. Uang tunai 1.7 juta rupiah

Setelah semua dokumen siap, tinggal datang ke VFS yang berlokasi di Kuningan City lantai 2. Tidak perlu membuat janji temu sebelumnya, langsung datang saja. Lebih baik datang pukul 8.30 WIB tepat supaya dapat giliran pertama.

Dokumen dan pembayaran akan diperiksa oleh petugas untuk diteruskan ke Kedutaan. Selang dua hari setelah memasukkan aplikasi, ada e-mail masuk dari Kedutaan yang isinya mewajibkan saya untuk melakukan medical check up lengkap dengan data Rumah Sakit yang ditunjuk. Untuk Jakarta hanya ada 2 RS yaitu RS Premier Bintaro dan RS Premier Jatinegara.

Medical check-up bisa dilakukan di hari kerja atau di akhir pekan. Saya memilih untuk datang di hari Sabtu pagi. Test yang dilakukan meliputi rontgent, periksa fisik, urine dan check mata dengan total biaya 760 ribu rupiah dan menghabiskan waktu kurang lebih 1.5 jam.

FYI, medical check up ini hanya untuk aplikan student visa kok. Jadi untuk visa turis tidak harus check up.

Hanya dalam waktu 4 hari kerja saya kemudian mendapat e-mail dari Kedutaan Australia yang menyatakan visa kami di-approve. Visa suami bahkan punya durasi lebih lama dari saya, yaitu 3 tahun. Lumayan, jadi selama saya sekolah dia tidak perlu repot-repot apply visa lagi  😀

O iya, sebagai informasi tambahan, visa Australia sekarang sudah tidak berbentuk stiker yang kemudian ditempelkan di lembaran paspor kita (itulah sebabnya paspor asli sudah tidak ditahan saat apply visa), melainkan sudah electronic-based. Ini sekaligus menjadi kabar baik dan kabar buruk bagi beberapa orang, terutama yang gemar mengoleksi stiker visa di buku paspor 🙂

Tags:
May 1, 2016

Ekskul Kantor dan Lenggang Nyai

Di kantor saya ada ekskul. Iya, ekstra kurikuler yang seperti di sekolah atau kampus itu. Setiap Senin malam ada jogging malam bersama. Selasa waktunya aerobik. Hari Rabu khusus untuk menari tradisional. Kamis diisi dengan aikido. Jumat untuk penggemar yoga.

Semua kegiatan tersebut mengambil instruktur dari luar kantor yang datang dan dibayar dari entahlah saya tidak tahu, hahahaha. Pokoknya peserta tahu beres, tinggal datang ke lantai serbaguna dan latihan. Gratis. Saya sendiri mengambil ekskul tari dan yoga. Mumpung tidak perlu biaya tambahan dan tak perlu effort tambahan khan. Habis Maghrib bisa latihan sekalian menunggu macet mereda.

Lantai serbaguna yang didayagunakan untuk kegiatan ekskul itu merupakan lantai campur aduk. Ada meja biliar, meja foosball, catur, komputer playstation, ruang karaoke sampai dengan ruang band. Sayangnya area kosong yang bisa dipakai menari digabung jadi satu dengan meja biliar dan kawan-kawan itu. Jadi setiap latihan nari kami selalu menjadi pusat perhatian para pebiliar itu. Apa boleh buat, biasanya kami dengan cueknya tetap menari, hehehe.

Pelatih tari di kantor saya merupakan penari yang sudah keliling dunia untuk ikut menari di sana-sini. Dia yang memilih tari apa yang akan diajarkan. Tari pertama adalah Lenggang Nyai dari Betawi karena konon katanya termasuk paling mudah. Hmmm.. Paling mudah menurut dia ternyata. Saya sampai ngos-ngosan tiap menyelesaikan satu kali latihan. Gerakannya termasuk heboh dan saya rasa bisa dimasukkan dalam kategori mild cardio dance  :D.

cde30fbf-f133-4287-9f86-95c42a1faaa6_zpszj1zohqq

Nah ternyata klub tari saya di-order untuk manggung di salah satu acara kantor. Jadilah tanggal 20 April lalu saya tampil menari untuk pertama kalinya. Audience-nya hanya orang kantor perwakilan dari cabang selindo (seluruh Indonesia) sih jadi tidak terlalu membuat nervous.

656ff9cc-ab39-4c2a-a5b5-e2e2c2593f67_zpsk3a0ivri

Senang? Jelas senang karena akhirnya berhasil tampil menari setelah gagal tampil menari Saman waktu penutupan PK akhir Januari lalu. Hiks, sedihnya masih terasa sampai sekarang.