Archive for November, 2014

November 2, 2014

Gelombang – Dee Lestari

gelombangAkhir pekan kali ini benar-benar akhir pekan yang menyenangkan. Masing-masing harinya saya habiskan dengan sebuah buku bermutu. Saya ingat, sebelum berangkat ke US tahun 2012 saya sempat membaca buku terbaru Dee (saat itu) yang berjudul Partikel dan kecewa luar biasa. Karakter tokoh yang kuat, jalan hidup yang tak biasa dan lingkungan yang nyeleneh sudah memukau saya di awal cerita. Ending yang datar dan aneh-lah yang membuat saya tak terkesan. Tapi sudahlah, itu khan Partikel.

Bagaimana dengan Gelombang? Gelombang mengembalikan kepercayaaan bahwa Dee Lestari memang salah satu penulis kesukaan saya. Cerita dibuka dengan tokoh-tokoh Supernova sebelumnya sebelum berlanjut ke masa kanak-kanak Ichon. Mau tak mau saya mengulum senyum saat membaca nama-nama Uton, Eten dan Ichon. Mau tahu alasannya? Silahkan baca sendiri ya 🙂

Nama-nama tempat seperti New York City, Hoboken, New Jersey, Ithaca, Cornell University mampu membawa ingatan saya kepada kenangan manis beberapa bulan lalu. Benar-benar nostalgia.

Saya tak akan banyak bercerita mengenai buku ini karena khawatir akan menjadi spoiler bagi pembaca yang belum sempat menamatkannya. Satu hal yang pasti, kalau ada yang bertanya apakah Gelombang layak direkomendasikan? Tanpa ragu saya akan jawab: YA.

Tags:
November 1, 2014

Sabtu Bersama Bapak – Adhitya Mulya

031b46e456ef57eaf52a7e8f49661e29

Sabtu sore sebelum menemani suami lembur, saya minta diantar ke Gramedia terlebih dulu. Buat apa lagi kalau bukan berburu buku. Rencana saya sih hanya mengambil Gelombang, buku terbaru Dewi Lestari. Tapi melihat letak Gelombang bersebelahan dengan Sabtu Bersama Bapak, saya pun memutuskan untuk mengambilnya juga.

Sejak lama saya penasaran dengan ceritanya, apalagi pengarangnya adalah Adhitya Mulya, pemilk blog dengan posting yang lumayan ajaib dan sering garing adalah salah satu blogger yang dulu sering saya baca.

Berapa lama waktu yang saya butuhkan untuk melalap buku ini? Satu setengah jam saja. Bahkan suami saya belum selesai coding pun saya sudah kelar membacanya. Sesekali dia memang melirik ke saya gara-gara kadang saya terdengar tertawa sendiri. Namanya juga Adhitya Mulya, ya gitu deh.

Cuplikan yang ada di sampul belakang buku membuat saya punya bayangan bahwa buku ini akan seperti PS I Love You di mana sesosok yang sudah tiada, dalam hal ini adalah sang ayah, meninggalkan jejak dirinya dalam bentuk video rekaman untuk putra-putranya. Mau tak mau saya juga sedikit ‘berharap’ adegan-adegan di dalamnya adalah adegan di mana anak-anaknya menonton satu per satu videonya, sama halnya dengan Holly saat membuka surat dari suami tercintanya. Saya salah besar.

Menurut saya Adhitya Mulya sengaja menggiring calon pembacanya untuk berpikiran seperti saya (entahlah, bagaimana dengan pembaca lain?) dan mungkin dia tersenyum senang saat banyak pembaca yang tertipu. Seperti blognya, guyonan yang ada di buku ini ada yang lucu dan ada juga yang ‘apaan sih’.. Tapi selera humor  orang khan beda-beda ya. Mungkin yang menurut saya lucu banget malah merupakan krupuk melempem buat suami saya. Siapa tahu.

Saya sedikit kecewa sewaktu mendapatkan beberapa adegan yang menurut saya agak ‘nakal’ untuk disematkan di dalam cerita. Bagian yang menurut saya apabila ditiadakan pun tidak mempengaruhi jalan cerita. Di luar itu, buku ini bagus untuk dibaca siapapun. Ada bagian yang mengharukan atau mengundang senyum, walaupun alur cerita tidak ada twist sama sekali. Recommended? Lumayan lah ^^

Tags: