Sepertinya rejeki saya memang ada di CHIC. Beberapa kali mengirim tulisan ke majalah ini, baru satu yang ditolak. Lainnya? Ada yang tahu-tahu dimuat dan ada juga yang sampai sekarang tak ada kabar. Tetapi tulisan yang ditolak itupun karena artikel tentang lokasi serupa sudah pernah dimuat jadi pihak redaksi memilih untuk menolak artikel kiriman saya.
Saya tidak tahu aturan main di majalah lain, yang pasti kalau CHIC ini suka tiba-tiba memuat begitu saja tanpa ada konfirmasi melalui e-mail apakah sang penulis juga mengirim tulisan yang sama ke media lain. Untung saja saya punya prinsip untuk mengirim satu artikel ke satu majalah. Kalau sudah positif ditolak baru akan saya revisi dan sesuaikan gaya bahasanya dengan media incaran lain dan kemudian dikirim.
Cerita tentang Royal Caribbean inipun begitu. Saya kirim tanggal 25 Agustus 2014 dan seolah dibiarkan begitu saja oleh redaksi, tahu-tahu di edisi 177 yang terbit tanggal 1 Oktober 2014 sudah ada di rubrik Travel. Honor? Alhamdulillah lancar. Tanggal 16 Oktober 2014 sudah masuk ke rekening saya.
Fokus dan komentar suami saya agak berbeda. Saat saya menunjukkan bahwa ada tulisan saya yang dimuat, dia merebut iPad saya dan komentar senang karena semua foto yang dimuat adalah hasil jepretannya. Yah, kalau sudah masalah itu sih, saya jelas tak bisa menyangkal karena memang hasil karya dia lebih bagus ketimbang foto bidikan saya. Mungkin kami memang merupakan kombinasi yang saling melengkapi. Saya suka menulis, dia suka memotret. Jadilah sebuah artikel lengkap dengan foto pendukung yang lumayan đ
PS: cerita tentang Royal Caribbean yang lebih personal ada di sini.