Archive for February, 2014

February 26, 2014

I’m in

Hai Haaaai….

gift

I’m participating in the Pay-it-Forward initiative. First 5 people who comment on this status with “I’m in” will receive a surprise from me at some point in this calendar year – anything from a sweet dessert, a lovely CD, a ticket, a book or just absolutely any surprise I see fit! There will be no warning and it will happen when I find something that I believe would suit you and make you happy!

These 5 people must make the same offer in their status (FB or Path or Twitter, etc.) and distribute their own joy. Simply copy this text onto your profile, (don’t share) so we can form a web of connection and kindness. Let’s do more nice and loving things for each other in 2014, without any reason other than to make each other smile and show that we think of each other. Here’s to a more enjoyable, more friendly and love-filled year!

Note:

I didn’t comment in someone else’s status but I did like this idea, that’s why I think it must be nice to participate into this kind of sweet surprise. By the waaaay, please, Indonesia address only yah ^^

 

Tags:
February 14, 2014

The Girl Who Kicked the Hornet’s Nest – Stieg Larsson

from books.google.com

Buku 1 dan buku 2 sudah diselesaikan. Saatnya lanjut membahas buku ketiga. Beruntunglah para penggemar serial ini karena sang pengarang meninggal setelah menyelesaikan trilogi Millenium. Saya cukup puas dengan ending yang disuguhkan. Saya ingat bahwa kesan yang saya dapat sewaktu membaca buku 1 dan buku 2. Buku pertama sangat menarik minat saya sementara buku kedua cenderung agak mengecewakan. Karena itulah saya agak kuatir dengan edisi terakhir ini. 

Cerita dibuka dengan kondisi tepat saat buku kedua berakhir. Lisbeth terluka parah, Blomkvist terlibat situasi serius dengan polisi setempat, dan Zalachenko alias Karl Axel Bodin dalam kondisi sama tak berdayanya dengan Lisbeth. Kejadian demi kejadian bergulir dengan cepat, berganti antara pembunuhan, spionase, kejar-mengejar polisi dengan penjahat dan penjahat dengan penjahat, kisah romantis Blomkvist dengan Berger dan Figuerola dan ditutup dengan manis, akhirnya Lisbeth bisa kembali berdamai dengan Blomkvist.

Aduh, ini kapan sih Hollywood mau membuat instalment kedua dan ketiganya?

Tags:
February 12, 2014

New York City, New York – February 2014

Akhir pekan lalu saya dan suami diajak oleh teman untuk jalan-jalan ke NYC. Kami sih hayuk aja, soalnya jarak Syracuse – NYC relatif dekat, hanya 4.5 perjalanan dengan mobil atau 5 jam kalau menggunakan Megabus. Segera saya susun agenda apa saja yang harus dilakukan di New York.

Roosevelt Island Tramway

Seperti biasa, kami numpang menginap di rumah atasan kantor kami di Queens, NY sementara di siang hari dihabiskan di Manhattan. Biasanya kami hanya melewati Roosevelt Island dengan menggunakan subway alias kereta bawah tanah. Kali ini kami ingin mencoba sarana transportasi lain yang disediakan oleh pemerintah, yaitu tramway. Lagipula arahnya memang sama dengan arah kami pulang, jadi kenapa tidak?

Tramway ini sebenarnya bukan dikhususkan untuk turis, ini sekedar transportasi biasa untuk penduduk. Tarifnya pun sama seperti tarif subway dan bis, yaitu $2.5 sekali jalan. Pemandangan dari atas tramway lumayan indah, paling tidak melihat sisi lain dari keramaian kota. Plus, begitu menginjak di sisi pulau, kami disambut suasana hening yang berbeda sekali dengan hiruk pikuk kendaraan di sisi Manhattan

map

Berhubung tramway hanya menghubungkan antara Manhattan dengan Roosevelt Island dan sebaliknya, untuk pulang ke Queens kami harus menyambung dengan subway.

Rockefeller Center

Haaa..  setelah hampir pulang ke Indonesia akhirnya kami punya kesempatan untuk menaiki gedung tinggi di New York. Pilihannya antara Empire State Tower atau Rockefeller. Konon banyak orang yang bilang bahwa lebih baik naik Rockefeller karena bisa lihat Empire State, hahahaha.. Saya sudah membeli tiket online demi mengurangi kemungkinan antri. Tetapi sebenarnya sewaktu kami datang tidak banyak orang yang antri. Entahlah, mungkin juga karena saat itu masih terbilang pagi dan belum banyak turis yang datang.

Berhubung sebelumnya sudah pernah naik Sears Tower di Chicago yang dilengkapi dengan lantai tembus pandang, Rockefeller ini tidak semenarik Sears (sorry to say).

Lion King Musical

Sejak tahun lalu saya ingin menonton Lion King karena kabarnya pertunjukan ini paling spektakuler dengan tata panggung, kostum dan musik yang keren. Saat itu saya cek harga tiket Lion King dan ternyata harga paling murah adalah $300 plus plus per orang. Berarti untuk 2 orang bisa habis $700. Alamak, mau makan apa nanti di sisa bulan kalau allowance habis gara-gara nonton Broadway. Entah apa sebabnya, tahun ini saya iseng cek harga tiket lagi ternyata sudah turun secara signifikan. Hayuk lah, daripada nanti di Indonesia kepikiran terus, tiket Lion King langsung dibayar.

Begitu memasuki Minskoff Theatre, saya langsung paham mengapa tiket pertunjukan ini lebih mahal ketimbang Chicago the Musical yang kami tonton tahun lalu. Bangunan teaternya saja jauh lebih besar dan berkesan mewah, sangat berbeda dengan Ambassador Theatre yang begitu masuk gedung langsung disambut pintu masuk ke dalam ruangan teater. Kalau di Minskoff, setelah masuk gedung pengunjung harus naik eskalator dulu dan disambut oleh ruangan yang lega sebelum kemudian ada pintu masuk ke dalam ruang pertunjukan.

Gedung teater Minskoff ini terletak tepat di Times Square sehingga kami bisa melongok dari luar jendela dan melihat pemandangan khas New York City.

Sayang sekali selama pertunjukan tidak diijinkan untuk mengambil gambar sama sekali karena berkaitan dengan hak cipta. Tahu sendiri khan kalau di negara maju yang namanya hak cipta ini sangat dihargai dan dilindungi secara ketat oleh hukum. Jadi foto di bawah ini diambil hanya sekedar menunjukkan ukuran teater yang luas dan saat itu tak ada tempat kosong tersisa.

Kesan setelah menonton Lion King the Musical: takjub! Akting para pemainnya keren ditunjang dengan tata kostum yang sesuai. Bayangkan saja, di pertunjukan ini ada jerapah, hyena, gajah rusa dan berbagai jenis binatang lain diperankan dengan ciamik. Jerapah benar-benar tinggi, gajah yang ditampilkan besar sekali, rusa bergerak dengan gemulai, belum lagi rerumputan yang bergoyang ke sana kemari. Whew, apik nian! Tak heran harga tiketnya mahal ya.

Walaupun secara garis besar hanya tiga tempat yang kami kunjungi, ternyata lumayan melelahkan juga ya. Tapi paling tidak saya puas sekali dengan kunjungan kali ini karena akhirnya mencoba naik tramway, mengunjungi Rockefeller dan menyaksikan Lion King secara langsung. Hmm.. agenda ke NYC berikutnya ke mana lagi ya?

Tags: