4 Juli tahun ini adalah satu-satunya 4 Juli kami di US. Tahun lalu kami belum mendarat. Tahun depan kantor suami sudah memanggil. Berhubung cuma satu-satunya, jadi harus dimanfaatkan dengan maksimal donk. Konon kabarnya setiap tanggal keramat ini ada kembang api besar-besaran di NYC dan Washington DC. Saya sempat ragu memutuskan apakah ingin ke NYC atau ke Washington. Dengan berbagai pertimbangan, jadinya ke NYC 😀
Forest Hills
Kalau ke NYC kami bisa menginap di Forest Hills, kawasan cukup elite di Queens. Walaupun sudah dua kali ke sini rasanya tak pernah bosan dengan daerah ini. Hampir semua rumah di sini merupakan bangunan kuno karena konon kabarnya di sini adalah konservasi budaya jadi rumah-rumah yang ada tak boleh dirombak tanpa ijin pemerintah.
Lapor Diri
Kami belum lapor diri sama sekali padahal sudah berada di US sejak berbulan-bulan lalu. Sebelum berangkat saya mengecek website Konjen RI dahulu untuk memastikan apakah mereka libur tanggal 3 Juli atau tidak. Untung saja kantor Konjen buka seperti biasa saat itu.
Awalnya saya kira lapor diri cukup hanya dengan datang lalu mengisi formulir, selesai sudah. Untung saja saya cari-cari informasi dulu karena dokumen yang diperlukan banyak, antara lain:
- paspor asli (ini untuk dicap)
- fotokopi paspor
- fotokopi visa
- fotokopi I-20
- fotokopi I-94
- fotokopi bukti alamat tempat tinggal
- foto diri
Tuh khan lumayan banyak. Kalau tidak disiapkan bisa-bisa bolak balik ke Konjen atau terpaksa kirim lewat pos. Sebenarnya lapor diri bisa lewat internet tapi web yang disediakan justru menyulitkan karena sewaktu akan memasukkan tanggal lahir, kita harus berkali-kali refresh sampai mendapatkan tanggal lahir yang benar. Mungkin yang pernah mencoba lapor diri lewat internet paham maksud saya 🙂
American Museum of Natural History
Museum yang menjadi setting film Night at the Museum ini sebenarnya sudah menjadi incaran sejak lama. Tapi entah mengapa belum juga kesampaian. Setiap kali ke NYC selalu saja ada agenda lain sehingga museum ini belum sempat kami kunjungi.




Laduree
Seorang teman berkali-kali menyebutkan macaroon Laduree ini sebagai kudapan favoritnya, apalagi sejak Laduree buka di Singapore. Saya jadi penasaran, seperti apa sih rasanya. Lokasi Laduree di Manhattan dekat sekali dari Konjen RI, jadi kenapa tidak mampir sekalian.
Pas masuk tokonya agak kagok juga. Sang pelayan toko ganteng-ganteng dan cantik-cantik (lho!). Sepertinya mereka orang Prancis, karena saya mendengar logat yang asing (bukan aksen Amerika maupun British). Dugaan saya terbukti sewaktu saya menunjuk macaroon pilihan saya kemudian membayar di kasir. Suara mereka sengau-sengau gimana gitu. Apalagi saya dipanggil ‘Madame’.
Kembang Api
Ini dia tujuan utama kami: Macy’s Fireworks! Ternyata bos yang rumahnya kami tebengi menginap juga ingin melihat kembang api. Jadi sejahteralah kami, berangkat ke Manhattan dengan menumpang mobil bos, hihihi.. Berangkat dari Queens sekitar pukul 3, lalu saya dan suami diturunkan di 34 th Street sementara pak Bos dan keluarga parkir mobil di kantor kemudian jalan-jalan dulu. Pada akhirnya malam itu pulangnya juga sendiri-sendiri kok. Kerumunan yang padat tidak memungkinkan untuk janjian tunggu-tungguan, jadi saya sudah bilang ke pak Bos kalau akan pulang naik subway saja.
Seperti saat tahun baru di Times Square, saat itu luar biasa ramai. NYPD di mana-mana, berjaga ketat membentuk barikade, patroli dengan kuda, sepeda, mobil bahkan helikopter. Mereka membuka barikade sekitar pukul 4 sore, itupun beberapa kali mengusir-usir kami. Pasrah diusir, kami mengikuti sajalah disuruh pindah ke tempat yang ditunjuk.
Kembang api yang dijadwalkan pukul 9 malam ternyata agak molor. Ledakan kembang api yang meriah baru dimulia sekitar 9.25 dan berlangsung selama 25 menit. Memang tak sia-sia menunggu sampai antri segala, karena nuansa perayaan yang megah itu terasa sekali.



