Di hari pertama road trip kami menginap di kota Burlington yang merupakan kota terbesar di Vermont. Di kota ini terletak University of Vermont yang walaupun tidak terlalu terkenal tapi memiliki kompleks kampus yang terbilang apik. Siang itu kami singgah makan siang di sebuah restoran kecil bernama The Bridge. Makanan yang disajikan di sini lezat, apalagi cream soup-nya. Bisa dibilang ini adalah cream soup terlezat yang pernah saya cicipi. Saat itu saya sedang pusing dan tidak enak badan. Begitu menikmati cream soup dan teh panas yang disajikan, pusing saya lumayan terobati.
Di dekat restoran itu ada Visitors Center, semacam biro informasi untuk turis. Tempat-tempat wisata di Amerika ini lengkap, ada bangunan yang difungsikan sebagai pusat informasi berisi kumpulan peta, brosur dan audio clip yang bisa dinyalakan. Kebersihannya juga top banget. Walaupun area umum tapi toiletnya bersih dan nyaman. Walaupun namanya visitors center tapi jangan harap bisa menemukan satu orang pun di sana saat bukan musim liburan. Kami menduga kantor hanya dibuka di pagi hari, untuk kemudian ditinggalkan begitu saja sepanjang hari. Apabila ada turis datang, dipersilahkan self service mengambil brosur yang disediakan atau melihat display yang dipampangkan. Benar-benar efisien dalam hal sumber daya nih!
Dari lokasi bangunan informasi itu kami bisa memandang jembatan perbatasan antara New York dengan Vermont, membentang di antara 2 tepian Lake Champlain.
Di dekat lake Champlain juga ada Crown Point Light, Memorial yang didirikan untuk mengenang Samuel de Champlain, sang penemu danau pada tahun 1609 yang kemudian diabadikan namanya itu.
Di dekat danau itu ada picnic area yang pemandangannya sejuk sekali.
Salah satu keuntungan jalan-jalan di Spring adalah daylight jadi panjaaang. Matahari baru terbenam mendekati pukul 8 malam sehingga kami masih sempat iseng jalan-jalan naik ferry. Di sekitar Lake Champlain, ada 3 stasiun ferry penyeberangan, tetapi hanya ada 1 yang buka sepanjang tahun, di lintas Grand Isle, VT dan Plattsburgh, NY. Yang lain hanya buka selama musim panas saja.
Setelah puas bolak-balik naik ferry dari Grand Isle kami menuju Church Street, sesuai dengan rekomendasi seorang teman. Di sepanjang Church Street berjejer restoran dan kedai-kedai unik. Cocok sekali untuk cuci mata. Jalan ini khusus untuk pejalan kaki. Bahkan pengendara sepeda diwajibkan untuk turun dari sepedanya.
Di ujung jalan ada sebuah gereja. Kemungkinan itulah sebabnya jalan ini dinamakan Church Street.
Hari itu kami akhiri dengan menikmati es krim di Ben & Jerry’s. Perusahaan es krim Amerika yang berdiri sejak 1978 ini terkenal sekali. Jangkauannya bahkan sampai Asia. Hanya saja belum sampai Indonesia, baru ada di Singapura. Tak heran kedai es krim-nya ramai sampai antri segala.
Saking terkesannya dengan kota Burlington, saya sampai minta ke suami untuk kapan-kapan berkunjung ke sini lagi. Saya suka keindahan alamnya, keramaian kotanya, keunikan Church Street dan masih ingin menikmati bangunan kampus University of Vermont serta berkunjung ke Ben & Jerry’s Factory yang belum sempat dijelajahi.