Hari Minggu kemarin merupakan hari yang tepat untuk dihabiskan di luar ruangan. Saya dan suami diundang seorang teman untuk makan-makan di pinggir danau. Kebetulan sekali saat itu Adis, seorang teman kami juga, sedang punya stok pempek yang berlimpah. Ibunda Adis berkunjung ke Amerika 2 minggu lalu sambil membawakan 2 kotak besar pempek. Saya dan suami berbekal mie goreng untuk ikutan dalam potluck party ini.
Danau yang dimaksud sebenarnya bukan danau, tetapi waduk buatan. Entah kenapa di Amerika bagian East Coast ini walaupun banyak danau tapi waduk buatan juga banyak. Semua waduk buatan dan danau ini BERSIH sekali. Jadi miris ingat kali Ciliwung yang dijadikan pembuangan sampah sampai-sampai kasur dan kulkas juga ada di dalam kali :(. Rumah mbak Esthi, teman saya, terletak persis di pinggir danau. Mbak Esthi punya paddle boat yang segera saja kami manfaatkan untuk mengitari danau. Konon kata mbak Esthi kalau musim panas tiba banyak yang berenang atau memancing di tengah danau. Seluruh keluarga yang tinggal di sekitar danau ini ikut membayar iuran dalam jumlah tertentu untuk kemudian digunakan untuk merawat dan menjaga ekosistem di danau tersebut. Untuk apa saja dana tersebut? Untuk pembelian bibit ikan dan lain-lain. Luar biasa ya, sampai segitunya. Iriiii, huhuhuhu
Harry dan Fatima, putra-putri mbak Esthi menyambut kami dengan ramah. Harry tak henti-hentinya berceloteh mengajak kami naik paddle boat. “Welcome to this journey!”
Sebelum naik boat kami diharuskan memakai pelampung. Faktor keselamatan diutamakan di sini.
Selain area piknik tepi danau, mbak Esthi juga memiliki trailer dan rumah musim panas. Kata mbak Esthi rumah yang ia tinggali sekarang sering disewakan. Kalau rumahnya sedang disewa, ia dan keluarga tidur di trailer. Seruu, serasa kemping!
Suami mbak Esthi yang bernama Chris ternyata rajin sekali. Keluarga ini punya area yang ditanami tanaman organik seperti timun, bayam, tomat, kentang dan lain-lain. Mereka punya ayam, bebek dan kelinci. Fatima bahkan sempat memeriksa apakah hari itu ayam mereka menghasilkan telur, dan ternyata hari itu ada ayam yang menghasilkan 4 telur! Lumayan!
Suami mbak Esthi sesosok yang ramah sekali. Dia dengan sopan memperkenalkan dirinya, ikut berbincang dan bercanda dengan kami semua.
Harry sempat merasa kesal karena mobil-mobilan kayu buatannya dilempar sampai pecah oleh Davino. Lucu sekali saat Davino mengucapkan penyesalan sesaat “I’m sorry, Harry” tapi dua detik berikutnya dia nyengir tanpa merasa berdosa.
Apa yang berkesan dari kunjungan kali ini? Semuanya! Mulai dari cuaca yang cerah, pemandangan indah, lingkungan yang bersih, olahraga (mengayuh paddle boat itu tidak mudah lho!), haha hihi, sampai makanan yang enak. Senaaaaaaaang 🙂