Animal Kingdom, ada apa saja sih di dalamnya? Park Disney World Orlando termuda yang dibuka tahun 1998 ini awalnya tidak terlalu menarik minat saya. Apalagi dengan waktu tutup yang paling awal. Masa jam 6 sore sudah tutup? Park yang lain minimal tutup jam 8 malam. Belakangan saya baru tahu alasan mengapa park ini tutup paling awal. Binatang-binatang yang seharian dilepas di alam bebas ternyata digiring ke kandang masing-masing menjelang malam.
Animal Kingdom sendiri terbagi menjadi beberapa area (sama seperti Epcot) dengan tema yang berlainan: Oasis, Discovery Island, Camp Minnie-Mickey, Africa, Rafiki’s Planet Watch, Asia, dan Dinoland USA. Kami juga tidak sempat untuk mengunjungi semua area, dikarenakan keterbatasan waktu dan juga hujan yang turun mendekati waktu tutupnya taman *sigh*
Expedition Everest

expedition everest, tampak luar, diambil dari: http://thetorchonline.com
Roller coaster yang seru luar biasa. Terletak di area Asia ber-setting petualangan berkereta melintasi pegunungan Himalaya, dari luar wahana ini terlihat tidak sehebat roller coaster di Dufan, tampak cemen, hahaha. Tapi jangan salah, di dalam gunung itu ternyata lintasan roller coaster berputar-putar heboh dalam terowongan yang gelap! Saya perhatikan dari beberapa roller coaster di sini, setiap lintasan ekstrim (terutama yang diputar 360 derajat) selalu dalam gulita. Tapi hasilnya bagus, tidak terasa mual.. hanya terkaget-kaget luar biasa.
Kali River Rapids
Masih di sekitar area Asia, kali ini bergeser agak selatan dari Himalaya, lebih tepat di India, diletakkanlah wahana ini. Sewaktu antri saya sudah mengamat-amati pengunjung yang keluar dari wahana ini. Kok basah semua? Setelah berpandang-pandangan dengan suami, kami sepakat mengeluarkan poncho bawaan untuk mengantisipasi kebasahan. Mungkin ada yang penasaran, apa bedanya dengan arung jeram Dufan? Kurang lebih sama, hanya saja air di sini jernih, tidak seperti air di arung jeram Dufan yang hijau penuh lumut, hehe
Maharajah Jungle Trek
Sembari menunggu baju kering sekeluar dari Kali River Rapids, suami mengajak untuk masuk menjelajahi trek hutan Asia yang ada di area ini, nah, di sinilah pertama kali saya merasa berada di sebuah kebun binatang. Seperti namanya, di sini ada jalur tracking di sekitar reruntuhan istana kuno yang di dalamnya ditinggali binatang-binatang langka peliharaan seorang maharajah, seperti: kelelawar, burung-burung, komodo dan harimau.
Pangani Forest Exploration Trail
Dari kawasan Asia, saya bergerak ke kawasan Afrika. Paling awal yang dijumpai di kawasan ini dari arah kawasan Asia: Pangani Forest Exploration Trail, hampir mirip dengan Maharajah Jungle Trek, hanya saja hewan-hewan yang bisa dijumpai saat melakukan trek di sini tentunya hewan-hewan yang berasal dari hutan rimba Afrika Barat, seperti: gorilla, burung, ikan, dan kuda nil.
Kilimanjaro Safaris
Kali ini pengunjung dibawa menikmati suasana sabana Afrika lengkap dengan suasana liarnya. Mobil (lebih pas kalo disebut truk sih) yang membawa berjalan-jalan memungkinkan pengunjung memandang binatang-binatang yang ada di park ini.

relasi jauh lain lagi dari kuda, yang biasanya dijadikan contoh nyata teori ‘survival of the fittest’ nya Darwin
Wildlife Express Train
Walaupun masih dominan bernuansa Afrika, tapi sebenarnya ini terletak di area Rafiki’s Planet Watch, sebuah kawasan yang difungsikan oleh Disney untuk memperlihatkan backstage dari Animal Kingdom ini, mulai dari tempat kandang-kandang hewan di waktu malam, dan tempat mereka melakukan riset terkait dengan dunia fauna mulai dari makanan, pembiakan ex situ, dll. Dengan kereta, pengunjung akan dibawa pulang pergi dari Harambe ke Conservation Station, melewati instalasi-instalasi konservasi hewan yang mereka punya, sembari tour guide yang menemani menerangkan visi dan misi Animal Kingdom dalam preservasi fauna a la Disney. Di tempat tujuan ada Affection Section, area khusus di mana pengunjung bisa ikut serta membelai kambing, ayam, domba dan sebagainya. Cocok buat anak-anak.
Finding Nemo the Musical
Beranjak ke area Dinoland USA, wahana yang pertama kali saya kunjungi adalah Finding Nemo-The Musical. Berbeda dengan Nemo yang ada di Epcot, Finding Nemo di sini disajikan dalam bentuk drama musikal. Semacam Operet Bobo gitu deh, kata suami saya. Selama 30 menit pengunjung dihibur dengan tarian, nyanyian dan tata panggung yang apik. Keren! Tapi untuk menikmatinya, sebelumnya harus tahu jam-jam pertunjukannya dulu lo, karena live performance hanya akan dimulai pada jam-jam tertentu yang biasanya berselisih 1,5 jam satu sama lain.
Chester & Hester’s Dino-Rama!
Ternyata di dalam Disney World, ada pasar malam juga! Wahana ini terletak dalam kawasan pasar malam bertema dinosaur, Chester & Hester’s Dino-Rama! Banyak juga atraksi yang ada di dalamnya, mirip keramaian pasar malam lah, mulai dari komidi putar TriceraTop Spin, shooting range, dll. Suami memutuskan untuk naik Primeval Whirl, wahana coaster yang mirip dengan wahana Alap-Alap di Dufan, coaster tanpa putaran 360 derajat! ^^
Dinosaur
Hampir saja kami melewatkan wahana yang nyelempit ini. Letaknya tersembunyi dan di dalam ruangan, siapa sangka ada track yang mengejutkan di sini. Awesome! Di sini pengunjung dibawa menjelajahi dunia di jaman Cretaceous, saat asteroids mulai menghujani bumi dan tentu saja karenanya kita pun dibawa panik menyelamatkan diri sembari menghindari kejaran dinosaurus pemakan daging. ROARRRRRR!!!!
It’s Tough to be a Bug!
Pertunjukan 3D indoor yang terletak di area Discovery Island semula saya kira akan sama membosankannya dengan Captain EO di Epcot. Ternyata saya salah! Pertunjukan yang diinspirasikan dari film A Bug’s Life ini lebih modern, dilengkapi dengan efek 3D lebih canggih yang benar-benar terasa. Sewaktu adegan disembur air oleh kumbang (entah kumbang apa yang menyemprot air ya?), ada air yang terciprat ke muka. Sewaktu adegan disembur bangsat (kutu busuk), ada efek asap beraroma yang muncul di sekitar ruangan. Pun di bagian akhir pertunjukan itu, si Flik sempat mengingatkan agar kami memberikan jalan terlebih dahulu untuk para kecoa keluar, eh tanpa disangka di bagian punggung dan pantat tempat duduk tiba2 terasa seperti dirambati sesuatu, yang spontan membuat banyak pengunjung berteriak kaget. He he he seru.
Keluar dari studio It’s Tough to be a Bug!, seperti yang sudah diramalkan sebelumnya oleh weather forecast setempat, hujan deras pun turun (ditengarai ini imbas hurricane Sandy yang memang di saat yang bersamaan, melintasi pesisir Florida dekat Orlando). Kami pun akhirnya memutuskan untuk pulang, di samping waktu juga telah menunjukkan jam 5 lebih sedikit, dan tidak ada atraksi yang dianggap cukup menarik untuk dilihat.
Satu hal yang jadi pelajaran bagi saya, jangan memandang remeh sesuatu sebelum mencoba sendiri. Buktinya saya sempat mengira perjalanan di Epcot dan Animal Kingdom tidak seru.. Saya rasa pengunjung yang melewatkan Epcot dan Animal Kingdom akan rugi, hehehe