Perjalanan (part 4)

Sampailah pada bagian terakhir perjalanan kami. Bagian yang paling sengsara. Dari Syracuse Hancock Airport kami berangkat ke apartemen dengan menggunakan taksi bandara. Cukup dengan menyebutkan tujuan, 1 unit taksi siap mengantar. Supir taksi yang kami tumpangi cukup ramah dan senang bercakap-cakap. Dia menyebutkan bahwa kuliah di kota ini mahal, “even most of us can not afford that”. Oh well

Apartemen kami merupakan salah satu apartemen yang dikelola oleh Chestnut Crossing. Satu kesalahan fatal saya adalah salah menyebutkan alamat sehingga kami diturunkan di apartemen yang salah. Sialnya lagi, apartemen yang benar terletak beberapa mil dari tempat itu dengan kondisi jalanan menanjak.

Sesampainya di kantor pengelola (yang berlokasi beberapa mil dengan jalan menanjak itu) kami berencana menitipkan barang bawaan sementara pergi untuk membeli money order. Ternyata di sini tidak berlaku kondisi serba boleh seperti di Indonesia, pihak apartemen tidak mau menerima titipan barang apapun. Selain itu mereka juga strict tidak mau menerima pembayaran dengan uang tunai atau kartu kredit, jadilah saya berangkat membeli money order seperti yang saya ceritakan di sini.

Saat itu benar-benar saat ter-lelah lahir batin dan tidak enak sama sekali. Saya sampai berharap andaikan saja bisa pulang ke rumah, saya akan pulang, hahaha.. how childish 😀

Dalam kondisi capek luar biasa akhirnya kami bisa masuk ke apartemen pukul 1 siang. Di saat seperti ini saya bersyukur memesan unit apartemen yang dilengkapi karpet empuk dan hangat. Setelah mandi dan bersih-bersih sedikit saya langsung menggelar sprei yang dibawa dari Indonesia, dan kami berdua tertidur dengan lelapnya sampai keesokan paginya.

Ternyata setelah menikmati istirahat yang layak, segala hal tidak sejelek yang saya kira. Keesokan harinya saya merasa jauh lebih baik dan seiring berjalannya waktu saya mulai merasa betah di sini.

Note: Part 1, part 2 dan part 3 ada di link masing-masing

 

 

Tags:

2 Comments to “Perjalanan (part 4)”

  1. Just throwing out an idea here. Kok nggak salah satu aja yang jaga koper, yang satu lagi ngurusi money order tho? 🙂

    • Ah iya itu lupa ga diceritain.. Memang seperti itu kejadiannya. Tapi dengan tambahan Yoga sebelumnya udah ngecek kondisi apartemen di mana letaknya masih beberapa ratus meter lagi dari kantor pengurus.. Bayangin, diturunin taksi di no xxx. kantor pengurus di no xxx. apartemen yang bener di xxxx. Semuanya menanjak –”
      Yoga ngecek ke xxxx sementara aku jaga koper di xxx. Balik-balik Yoga udh tepar jadi jagain koper di xxx sementara aku ngurus money order balik lagi ke nomer….0! …100! (karena technically seluruh jalan di Amrik nomor rumahnya selalu diawali dengan nomor 100).

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: