Well, harus diakui tidak semua hal terasa manis. Jujur saja, di sini sangat berbeda dengan di rumah sendiri. Sejauh ini orang-orang yang saya temui di sini ramah. Berpapasan di jalan, mereka melempar senyum, sampai kukira aku salah mengira siapa yang mereka senyumi. Supir taksi yang saya temui pun ramah dan memberi informasi penting (walaupun harus diakui membuat deg deg an)
“You two must be careful! You can’t leave your apartment alone in the night (mengarahkan pandangan pada saya). You can (beralih pada suami), but you must be accompanied. Better if you go together. I mean it, there are a lot bad bad guys around your apartment.”
Alfamart, Indomaret dan warung merupakan berkah, harus saya akui. Di sini, convenience store terdekat bisa berkilo-kilo jauhnya. Saat ini praktis kami masih belum punya apa-apa untuk dimakan.
Apartemen yang kami sewa tampak buruk bagian luarnya. Tetapi begitu melihat bagian dalamnya, saya jatuh cinta! Terdiri dari 1 ruangan besar sebagai bedroom sekaligus living room, 2 lemari baju built in, 1 ruangan pantry yang mungil tp lengkap dengan kompor, oven dan lemari es 2 pintu, I kamar mandi dan 1 built in closet di sebelahnya.
Tidak ada tempat tidur maupun kasur. Saat ini kami masih tidur di lantai (lantai beralaskan karpet hangat dan empuk, thanks God). Unit ini baru dicat, jadi semua tampak baru. AC, heater dan water heater sudah termasuk di dalamnya. Pun tagihan listrik dan pemanas sudah termasuk dalam harga sewa sejumlah 570USD per bulan.
Satu hal yang cukup menyiksa adalah perasaan kangen pada keluarga di rumah. Tidak bisa berhenti membayangkan apa yang sedang dilakukan Papa dan Kukuh saat ini. Well, saya tidak bisa membayangkan para ibu yang meninggalkan anaknya. Benar-benar salut luar biasa.
n1ngtyas' blog 
Leave a Reply